2 Komponen-komponen sistem dan budaya politik. Istilah politik berasal dari kata "polis" yang berarti negara atau kota, sehingga istilah politik menunjukkan hubungan khusus antar manusia yang hidup bersama. Dalam hubungan khusus antar manusia itu timbul antara lain seperti : 1. Aturan.
Pengertian Budaya Politik dapat diartikan sebagai salah satu unsur budaya Nasional bangsa. Adanya budaya politik dapat menjadi acuan peran warga negara dalam bangsa tersebut. Budaya politik juga dijadikan suatu sikap, perasaan, pengetahuan dan penilain warga terhadap politik yang berjalan. Adanya kesesuaian antara budaya politik dan kehidupan politik akan menjadikan warga lebih paham tentang budaya politik. Definisi Umum Budaya PolitikDefinisi Budaya Politik Menurut AhliKomponen Orientasi Politika. Orientasi Kognitifb. Orientasi afektifc. Orientasi EvaluatifTipe-Tipe Budaya Politika. Budaya politik parokialb. Budaya politik Subjekc. Budaya poitik pasrtisipanCiri-Ciri Budaya Politik Indonesia Definisi Umum Budaya Politik Pengertian Umum dari budaya politik yaitu budaya yang dapat dijadikan landasan dalam bersistem politik warga negara. Dengan adanya budaya politik bisa memberikan ancaun peran dirinya dalam suatu bangsa. Budaya politik juga memberikan warna dan jiwa politik warga negara. Para sarjana politik juga sudah berusaha untuk merumuskan definisi atau pengertian dari budaya politik. Pengertian lebih lanjut akan dijelaskan pada paragraf selanjutnya. Berikut ini beberapa makna Menurut Ahli dari budaya politik Kay Lawson 1988 Budaya politik adalah seluruh nilai yang terdapat pada politik suatu negara ada di satu perangkat tersebut. Gabriel lamond Sindney Verba 1966 Budaya politik mempunyai peranan warga negara, sikap orientasi pada sistem politik dan berbagai ragam bagian politik. Austis Raney 1996 Budaya politik merupakan suatu orientasi yang tertuju pada objek-objek politik terhadap peran pemerintahan yang telah dipegang secara bersamaan. Larry Diamod Pengertian Budaya Politik yaitu ide-ide, keyakinan, sentimen, sikap dan juga evaluasi warga negara terhdap politik yang sedang berjalan dalam negera tersebut. Tidak hanya warga negara secara kelompok tapi juga peranan individu pada sistem politik tersebut. Mohctar Masoed dan Colin Mc Adrews 2000 Budaya politik yaitu peran warga atau masyarakat dalam dunia politik dan kehidupan politik suatu bangsa. Alan R. Ball 1963 Budaya politik yaitu adanya komponen yang barasal dari kepercayaan, sikap, emosi dan juga nilai-nilai masyarakat yang terkait dengan isu-isu politik dan sistem politik. Dari berbagai pendapat ahli dapat ditarik kesimpulan bahwa budaya politik yaitu budaya yang memberikan gambaran mengenai politik suatu negara secara keseluruhan. Adanya budaya politik dapat di lihat dari sikap, pengetahuan, nilai dan keyakinan warga negara terhadap politik suatu bangsa. Dengan begitu budaya politik tidak dapat dilihat secara aktual tapi nonaktual. Adapun beberapa hal yang berkaitan dengan budaya politik yaitu objek pembicaraan dan sistem politik warga dalam kehidupan politik bangsa. Komponen Orientasi Politik Menurut Powell da Almond budaya politik seseorang dapat di lihat dari tiga komponen yaitu kognitif, Afektif dan Evaluatif. Berikut ini Pengertian Orientasi Afektif, Kognitif, Evaluatif. a. Orientasi Kognitif Orientasi atau pengenal seseorang dalam sistem politik yang terdiri dari keyakinan dan pengetahuan mengenai sistem politik. Pegatahuan seseorang mengenai tokoh-tokoh pemeritahan, alur sistem politik dan mengetahui bagaimana mereka mengambil kebijakan merupakan contoh dari pegetahuan politik. Tidak hanya itu saja mengetahui berbagai simbol, dari lembaga negara, mata uang, ibukota, batas negara dan hal kecil lainnya juga termasuk orientasi kognitif. b. Orientasi afektif Orintasi afektif ini memberitahukan tentang adanya ikatan emosional dengan sistem politik. Adanya sikap untuk menerima dan menolak suatu kebijakan politik yang sedang berjalan ini juga dapat menjadi contoh orientasi afektif. Jadi, berbagai hal yang berhubungan dengan sistem politik seperti peraturan yang telah di tetapkan hendak bersepakat atau tidak. c. Orientasi Evaluatif Orinetasi ini berhubungan dengan moral seseorang pada sistem politik bangsa. Tidak hanya itu saja, orientasinya juga dapat memperlihatkan komitmen pada pertimbangan-pertimbangan sistem politik. Dengan demikian seseorang akan bersepakat dengan sistem politik sesuai dengan norma-norma yang di anut. Ketiga komponen ini ternyata tidaklah terbangun sendiri-sendri, tapi ketiganya saling berkaitan. Tidak semua dapat melihat ketiga komponen ataupun satu komponen dalam diri seseorang. Ketiganya saling berhubungan dan berkaitan, contoh orang dapat menilai kepemimpian bangsa, tentunya ia harus tahu terlebih dahulu tentang pemimpin tersebut. Perlu adanya pengetahuan, setelah itu keyakinan dan mau menjalankan kebijakan-kebijakannya. Tipe-Tipe Budaya Politik Setiap politik masing-masing negara memiliki tipe-tipe budaya yang berbeda. Berikut ini Tipe-Tipe Budaya Politik. a. Budaya politik parokial Budaya politik yang terjadi pada cakupan wilayah yang masih kecil atau sempit. Pada budaya politik parokial warga memiliki minat yang rendah terhadap politik yang sedang berjalan di negera tersebut. Warga negera hanya memiliki minat politik yang hanya ada di sekitar mereka tinggal. Dengan demikian warga negara memang kurang minat dengan politik di pusat kota atau daerah yang jauh dari sekitarnya. Budaya politik parokial memiliki beberapa ciri, berikut ini selengkapnya. Kurang adanya keikutsertaan atau peran khusus dalam bidang politik. Kecuali jika politik tersebut bersamaan dengan peran keagamaan, ekonomi dan peran lainnya. Budaya politik warga negaranya masih sederhana dan tradisonal. Tidak adanya harapan warga negara terhadap politik yang ia tempati. Mereka benar-benar tidak terlalu memperhatikan sistem politik yang ada di daerahnya. Tidak adanya minat terhadap objek-objek politik yang lebih luas selain hanya di sekitarnya saja. Kurang memhami adanya hak masyarakat untu ikut serta dalam sistem politik. b. Budaya politik Subjek Budaya politik subjek ini dapat dilihat jika warga negaranya pasif dalam menjalankan undang-undang dan patuh pada pemerintahan, namun tidak aktif melibatkan diri dalam sistem politik. Pernyataan tersebut menurut Mochtar Masoed dan olin Mac Andrew 2000. Adapun ciri-ciri dari budaya politik Subjek yaitu Warga negaranya tidak menuntut atau memberikan masukan kepada pemerintahan. Mereka sudah puas dengan berbagai kebijakan yang berasal dari pemerintahan. Dengan demikian kecenderungan untuk ikut berpartisipasi sangat rendah. Adanya keadaran penuh terhadap otoritas pemerintahan Warga negarnya patuh terhadap berbagai keputusan pemerintah, hanya saja kesadaran untuk ikut memajukan sistem politik menjadi lebih kurang berminat. Warga negara kurang mampu berpastispasi dalam sistem politik atau disebut sebagai aktor politik yang pasif Menurut warga semua keputusan dari pemerintah wajib di taati dna tidak boleh di langgar. c. Budaya poitik pasrtisipan Budaya politik yang memiliki kebalikan dari budaya politik subjek. Warga negaranya lebih aktif dalam sistem politik. Bahkan warga negaranya menjadi suatu hal yang penting dan dibutuhkan dalam sistem politik baik dalam struktur, administratif dan proses politik. Pendapat tersebut menurut Almond dan Verba1966. Budaya poitik tipe ini dapat dilihat dari orientasi terhadap politik dalam hal input, output, objek politik dan hal lai yang berhubungan dengan politik. Adapun ciri-ciri dari budaya politik partisipan yaitu Warga Negara memiliki hak untuk menolak berbagai kebijakan pemerintah yang kurang sesuai dengan penilainnya. Warga juga memiliki kewajiban untuk menaati peraturan dari pemerintahan Adanya kesadara yang tnggi bahwa masyarat bukan hanya berdiam diri dalam suatu pemerintahan atau sistem politik. Tapi, masyarakat juga harus ikut dalam sistem tersebut. Anatara hak dan kewajiban dari masyarakat di sadari penuh. Dalam hal ini bukan berarti bahwa warga tunduk begitu saja. Mereka melaksanakan hak untuk bersuara dan memiliki kewajiban untuk menaati berbagai peraturan yang sudah disepakati bersama. Ciri-Ciri Budaya Politik Indonesia Budaya politik setiap negara berbeda dan tidak bisa disamaratakan. Seperti hanya indonesia, memiliki ciri dominan dalm menjalankan politik. Menurut Rustadi Ciri Dominan Budaya Politik Indonesia yaitu budaya politik yang digunakan masih cenderung bersifat paternalisme dan patrimonial. Salah satu indikatornya yaitu adanya kepuasan terhadap atasan. Budaya politik yang dijalankan ada yang parokial subjek dan ada yang patisipan untuk pihak yang lain. Selain itu, karen adanya suku budaya yang beragam di Indonesia, menjadikannya tidak hanya budaya politik tapi adanya subbudaya politik. Tidak dapat dipukul rata budaya dari satu daerah dan daerah lainnya. Hal tersebut juga dikarenakan adanya sifat kedaerahan yang masih kental. Sulit untuk menerima budaya baru yang kurang sesuai dengan adat yang berlaku. Terdapat tiga ciripalingdominanpolitik indonesia menurut Afan Gaffar 1999. Adapun tiga komponen tersebut yaitu hirarki yang tegas, kecenderungan patronagen dan kecenderungan Neo-Patrimonialistik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa politik Indonesia adalah budaya politik nasional. Karena memang indonesia memiliki pnduduk yang heterogen. Seperti halnya Pengertian Budaya Politik yang beragam menurut para ahli. Sumber Tambahan Originally posted 2018-09-06 163030.
Komponendalam Komunikasi Politik. Dalam komunikasi politik, sama dengan komunikasi jenis lainnya ada komponen-komponen di dalamnya agar proses komunikasi dapat berjalan semestinya dan pesan dapat sampai kepada pendengar atau lawan bicara. 1. Komunikator. Komunikator dalam komunikasi politik adalah sumber dari informasi politik.
Sebutkan Komponen Komponen Budaya Politik ā Budaya politik merupakan bentuk dari budaya yang menyangkut proses dan perilaku politik yang terjadi di sebuah masyarakat. Komponen-komponen budaya politik adalah hal-hal yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi kinerja politik dan kebijakan pemerintah. Komponen-komponen ini meliputi ideologi, sistem nilai, norma-norma, institusi politik, kebijakan publik, dan tingkat partisipasi masyarakat. Ideologi adalah pandangan yang menyatakan nilai-nilai dan tujuan yang menjadi dasar bagi politik suatu negara. Ideologi mencakup konsep tentang hak dan kewajiban, pembagian kekuasaan, dan peran pemerintah. Ideologi ini juga berhubungan dengan bagaimana suatu masyarakat memandang kepentingan kolektif dan pengembangan ekonomi dan sosial. Sistem nilai adalah pandangan yang menyatakan apa yang dianggap baik dan buruk, benar dan salah, dalam suatu masyarakat. Sistem nilai ini menentukan bagaimana orang berperilaku dan bagaimana orang menanggapi tindakan dan kebijakan politik. Norma-norma adalah aturan-aturan atau standar yang diterapkan oleh masyarakat untuk memastikan perilaku yang dianggap cocok dan benar. Norma-norma ini menetapkan harapan dan tuntutan yang harus dipatuhi oleh anggota masyarakat, baik secara individu maupun kolektif. Institusi politik adalah struktur dan proses yang digunakan untuk menentukan dan mengelola kebijakan politik suatu negara. Institusi politik meliputi pemilihan, partai politik, parlemen, dan pengadilan. Kebijakan publik adalah keputusan yang diambil oleh pemerintah untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi masyarakat. Kebijakan publik mencakup berbagai hal, mulai dari pajak hingga pelayanan kesehatan. Tingkat partisipasi masyarakat adalah tingkat partisipasi yang terjadi dalam pengambilan keputusan dan proses politik. Tingkat partisipasi masyarakat dapat ditentukan oleh tingkat pendidikan, kemampuan berbicara dalam bahasa politik, dan keterlibatan dalam organisasi politik. Komponen-komponen budaya politik ini berfungsi untuk menyatukan masyarakat, membantu masyarakat untuk mengambil keputusan bersama, menjamin adil, dan menciptakan tata kelola yang baik. Mereka membantu masyarakat untuk mengetahui dan memahami hak dan kewajiban mereka sebagai warga negara dan menjaga agar proses politik berjalan dengan baik. Komponen-komponen ini juga membantu masyarakat untuk mengambil keputusan yang tepat dan menciptakan tata kelola yang baik. Penjelasan Lengkap Sebutkan Komponen Komponen Budaya Politik1. Ideologi adalah pandangan yang menyatakan nilai-nilai dan tujuan yang menjadi dasar bagi politik suatu negara. 2. Sistem nilai adalah pandangan yang menyatakan apa yang dianggap baik dan buruk, benar dan salah, dalam suatu masyarakat. 3. Norma-norma adalah aturan-aturan atau standar yang diterapkan oleh masyarakat untuk memastikan perilaku yang dianggap cocok dan benar. 4. Institusi politik adalah struktur dan proses yang digunakan untuk menentukan dan mengelola kebijakan politik suatu negara. 5. Kebijakan publik adalah keputusan yang diambil oleh pemerintah untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi masyarakat. 6. Tingkat partisipasi masyarakat adalah tingkat partisipasi yang terjadi dalam pengambilan keputusan dan proses politik. 7. Komponen-komponen budaya politik berfungsi untuk menyatukan masyarakat, membantu masyarakat untuk mengambil keputusan bersama, menjamin adil, dan menciptakan tata kelola yang baik. Penjelasan Lengkap Sebutkan Komponen Komponen Budaya Politik 1. Ideologi adalah pandangan yang menyatakan nilai-nilai dan tujuan yang menjadi dasar bagi politik suatu negara. Ideologi adalah bagian penting dari komponen budaya politik suatu negara. Ideologi adalah pandangan yang menyatakan nilai-nilai dan tujuan yang menjadi dasar bagi politik suatu negara. Ideologi dapat menjadi bagian dari budaya politik suatu negara karena ia menentukan cara negara beroperasi. Ideologi dapat diturunkan dari mitos, sejarah, dan budaya yang lama dari suatu tempat. Ideologi berfungsi sebagai cara untuk memahami nilai-nilai dan tujuan dalam politik. Ideologi dapat digunakan untuk mengidentifikasi arah yang akan diambil oleh suatu negara dan untuk membentuk kebijakan politik. Ideologi dapat menjadi penentu bagi orang-orang untuk memilih partai politik yang mereka dukung dan juga mempengaruhi pemilih untuk memilih pemimpin yang mereka anggap layak. Selain ideologi, komponen lain dalam budaya politik adalah sistem politik. Sistem politik menentukan bagaimana suatu negara diatur, apa yang diperbolehkan dan dilarang, dan bagaimana keputusan politik dibuat. Sistem politik dapat berbeda di antara berbagai negara. Beberapa contoh sistem politik yang berbeda adalah sistem parlementer, presidensial, konstitusional, dan monarki. Kebijakan politik juga merupakan komponen penting dalam budaya politik. Kebijakan politik adalah tindakan yang diambil oleh pemerintah untuk mencapai tujuan tertentu. Kebijakan politik dapat berupa kebijakan fiskal, kebijakan negara, kebijakan hak asasi manusia, kebijakan luar negeri, dan lain-lain. Kebijakan politik dapat mempengaruhi tingkat kesejahteraan, tingkat keadilan, dan kualitas hidup rakyat. Selain ideologi, sistem politik, dan kebijakan politik, komponen lain dalam budaya politik adalah partai politik. Partai politik adalah organisasi yang didirikan dengan tujuan mempengaruhi politik suatu negara. Partai politik biasanya berusaha untuk memenangkan pemilihan, memperoleh kekuasaan, dan mempromosikan pandangan mereka. Partai politik juga dapat mempengaruhi orang-orang untuk memilih calon yang mereka dukung. Komponen-komponen budaya politik lainnya adalah kewarganegaraan, kebudayaan, dan hak politik. Kewarganegaraan mengacu pada hak-hak dan tanggung jawab yang dimiliki oleh warga dari suatu negara. Kebudayaan adalah bagian dari budaya politik yang merupakan sistem nilai dan norma yang diterapkan oleh suatu negara. Hak politik adalah hak untuk berpartisipasi dalam pembuatan kebijakan politik. Secara keseluruhan, ideologi, sistem politik, kebijakan politik, partai politik, kewarganegaraan, kebudayaan, dan hak politik adalah komponen penting yang membentuk budaya politik suatu negara. Ideologi adalah pandangan yang menyatakan nilai-nilai dan tujuan yang menjadi dasar bagi politik suatu negara. Ideologi ini dapat mempengaruhi cara negara beroperasi, cara orang memilih partai politik, dan juga cara pembuatan kebijakan. Komponen-komponen ini bekerja bersama untuk membentuk budaya politik suatu negara. 2. Sistem nilai adalah pandangan yang menyatakan apa yang dianggap baik dan buruk, benar dan salah, dalam suatu masyarakat. Sistem nilai adalah salah satu komponen penting dalam budaya politik. Nilai-nilai ini mencerminkan pandangan masyarakat tentang apa yang dianggap baik dan buruk, benar dan salah. Nilai-nilai ini mempengaruhi bagaimana masyarakat berinteraksi dan berperilaku satu sama lain, juga bagaimana mereka menyikapi berbagai isu politik. Ini berarti bahwa nilai-nilai yang dipelajari, diajarkan, dan didukung oleh masyarakat akan membantu menentukan apa yang terjadi dalam dunia politik. Nilai-nilai ini dapat berupa nilai-nilai moral, budaya, atau politik. Misalnya, masyarakat dapat mengajarkan bahwa itu adalah baik untuk menghormati dan mematuhi hukum, atau bahwa adalah benar untuk menghormati hak-hak asasi manusia. Nilai-nilai ini dapat dikomunikasikan melalui berbagai cara, termasuk pendidikan formal, media, dan kebudayaan. Pendidikan formal dapat membantu menyebarkan nilai-nilai politik melalui cara mengajar tentang hukum, hak asasi manusia, dan lainnya. Media, seperti televisi, radio, dan media daring, juga dapat menyebarkan dan mempromosikan nilai-nilai politik. Kebudayaan juga dapat berperan penting dalam penyebaran nilai-nilai politik, misalnya dengan bercerita tentang bagaimana nilai-nilai tersebut harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Nilai-nilai ini menjadi tumpuan bagi masyarakat untuk membuat keputusan dan berperilaku. Mereka dapat bergantung pada nilai-nilai untuk menentukan apa yang benar dan apa yang salah dalam situasi tertentu. Misalnya, jika suatu masyarakat mengajarkan bahwa menghormati hak asasi manusia adalah benar, maka mereka mungkin akan menolak tindakan politik yang melanggar hak-hak tersebut. Namun, nilai-nilai ini dapat berubah seiring dengan perubahan masyarakat. Nilai-nilai moral, budaya, dan politik dapat berubah dari satu generasi ke generasi berikutnya. Ini berarti bahwa nilai-nilai yang dihargai oleh satu generasi mungkin tidak lagi relevan atau bermanfaat bagi generasi berikutnya. Untuk ini, penting bagi masyarakat untuk terus beradaptasi dengan perubahan nilai-nilai dan menyesuaikan pendekatan mereka terhadap masalah politik sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku. Kesimpulannya, mengidentifikasi dan memahami nilai-nilai politik yang ada di sebuah masyarakat sangat penting untuk memahami bagaimana masalah politik dipengaruhi oleh masyarakat. Nilai-nilai ini dapat berubah seiring waktu, dan masyarakat harus mampu beradaptasi dengan perubahan ini. Dengan mengidentifikasi dan memahami nilai-nilai politik, masyarakat akan lebih siap untuk menghadapi isu-isu politik dan membuat keputusan yang tepat. 3. Norma-norma adalah aturan-aturan atau standar yang diterapkan oleh masyarakat untuk memastikan perilaku yang dianggap cocok dan benar. Norma-norma adalah aspek penting dari budaya politik. Norma-norma budaya politik adalah aturan-aturan atau standar perilaku yang diterapkan oleh masyarakat untuk memastikan perilaku yang dianggap cocok dan benar. Norma-norma budaya politik dapat bervariasi dalam konteks yang berbeda, karena budaya politik masyarakat dapat bervariasi. Norma-norma budaya politik meliputi berbagai aspek, seperti bagaimana masyarakat bersikap terhadap kekuasaan, bagaimana mereka berinteraksi dengan pemerintah, dan bagaimana mereka bertindak dalam konteks politik. Norma-norma budaya politik dapat berkisar dari perilaku yang dianggap tepat, seperti kepatuhan terhadap hukum, hingga perilaku yang dianggap tidak tepat, seperti penyalahgunaan kekuasaan. Norma-norma budaya politik dapat didefinisikan sebagai standar perilaku yang diterima oleh masyarakat, seperti memberikan kesempatan yang adil bagi semua orang dalam proses pembuatan keputusan, menghormati hak asasi manusia, dan menghormati hak pemerintah untuk mengambil keputusan. Norma-norma budaya politik juga dapat didefinisikan sebagai standar perilaku yang dianggap baik dan benar oleh masyarakat, seperti menghormati hak-hak lain, menghormati hak asasi manusia, melindungi minoritas, dan menghormati hak-hak warga negara. Norma-norma budaya politik juga dapat mempengaruhi bagaimana masyarakat berinteraksi satu sama lain. Misalnya, sebagian besar masyarakat menghormati hak-hak minoritas, mematuhi hukum, dan berpartisipasi dalam proses politik dengan cara yang dianggap tepat. Norma-norma budaya politik juga dapat mempengaruhi bagaimana masyarakat melihat dan mengevaluasi perilaku politik, seperti menghormati hak asasi manusia dan melindungi minoritas. Dalam budaya politik, norma-norma adalah standar perilaku yang diterapkan oleh masyarakat untuk menjamin bahwa perilaku yang dianggap baik dan benar akan terus berlangsung. Norma-norma budaya politik penting untuk menjamin bahwa hak-hak asasi manusia dihormati dan dijaga, dan bahwa minoritas memiliki akses yang adil dan efektif terhadap proses politik. Norma-norma budaya politik juga penting untuk menjamin bahwa hak-hak warga negara dihormati dan dijaga, dan bahwa proses politik berjalan secara adil dan efektif. 4. Institusi politik adalah struktur dan proses yang digunakan untuk menentukan dan mengelola kebijakan politik suatu negara. Institusi politik adalah salah satu aspek penting dalam budaya politik suatu negara. Institusi melibatkan struktur yang digunakan untuk menentukan dan mengelola kebijakan politik suatu negara. Struktur ini meliputi lembaga legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Institusi politik juga mencakup proses yang digunakan untuk membuat, mengimplementasikan, dan mengevaluasi kebijakan. Lembaga legislatif adalah lembaga yang bertugas untuk membuat peraturan atau undang-undang. Ini meliputi parlemen, dewan legislatif, dewan rakyat, dan badan legislatif lainnya. Lembaga ini dapat dikendalikan oleh partai politik atau oleh rakyat secara langsung melaluipemilihan. Ini dapat mengubah dan membuat undang-undang baru untuk mengatur berbagai aspek kehidupan politik suatu negara. Lembaga eksekutif adalah lembaga yang bertanggung jawab untuk mengimplementasikan kebijakan yang dibuat oleh lembaga legislatif. Ini meliputi badan eksekutif seperti presiden, perdana menteri, dan menteri lainnya. Ini memiliki wewenang untuk mengimplementasikan kebijakan legislatif dan membuat putusan tentang bagaimana mereka akan diterapkan. Lembaga yudikatif adalah lembaga yang bertanggung jawab untuk mengevaluasi dan memutuskan apakah undang-undang telah dilanggar. Ini meliputi pengadilan, hakim, dan pengadilan lainnya. Ini bertanggung jawab untuk memutuskan apakah seseorang telah melanggar undang-undang atau tidak dan memberikan hukuman yang sesuai. Selain lembaga-lembaga ini, institusi politik juga mencakup proses-proses yang digunakan untuk membuat, mengimplementasikan, dan mengevaluasi kebijakan. Proses ini meliputi pembuatan kebijakan, pembuatan keputusan, pembuatan undang-undang, pemilihan, dan pembuatan keputusan politik. Proses ini menentukan bagaimana kebijakan akan dibuat, diimplementasikan, dan dievaluasi di suatu negara. Institusi politik adalah komponen penting dari budaya politik suatu negara. Ini meliputi struktur dan proses yang digunakan untuk menentukan dan mengelola kebijakan politik suatu negara. Struktur ini meliputi lembaga legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Proses ini meliputi pembuatan kebijakan, pembuatan keputusan, pembuatan undang-undang, pemilihan, dan pembuatan keputusan politik. Institusi politik memiliki peran penting dalam pembentukan dan pengelolaan budaya politik suatu negara dan membantu dalam meningkatkan keadilan, kesejahteraan, dan stabilitas politik suatu negara. 5. Kebijakan publik adalah keputusan yang diambil oleh pemerintah untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi masyarakat. Kebijakan publik adalah komponen penting dari budaya politik. Kebijakan publik mencakup berbagai peraturan, prosedur, dan program yang dibuat oleh pemerintah untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi masyarakat. Kebijakan publik ini dapat berkisar dari kompleksitas yang cukup luas, mulai dari yang bersifat kebijakan makro misalnya, peraturan dan regulasi tentang perdagangan internasional hingga yang bersifat mikro misalnya, program pendidikan khusus di sekolah. Kebijakan publik juga dapat mencakup kebijakan yang berfokus pada satu tingkat pemerintahan tertentu atau yang melibatkan lebih dari satu tingkat pemerintahan. Kebijakan publik juga berperan penting dalam menentukan bagaimana masyarakat bereaksi terhadap masalah yang dihadapi. Kebijakan publik dapat berupa langkah-langkah yang diambil untuk mempromosikan partisipasi masyarakat dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi. Misalnya, pemerintah dapat mengadopsi kebijakan yang mengatur bagaimana masyarakat dapat mengakses informasi tentang isu-isu yang dihadapi dan bagaimana mereka dapat memengaruhi keputusan pemerintah. Kebijakan publik juga dapat melibatkan masyarakat dalam proses konsultasi untuk membuat keputusan yang tepat. Kebijakan publik juga bertanggung jawab untuk memastikan bahwa masalah yang dihadapi masyarakat dapat diselesaikan dengan cepat dan efektif. Pemerintah dapat mengadopsi kebijakan yang mengatur bagaimana organisasi pemerintah, seperti kementerian, dapat bekerja sama untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi masyarakat. Kebijakan publik juga mencakup berbagai program yang dapat membantu masyarakat yang terkena dampak dari masalah yang dihadapi. Misalnya, pemerintah dapat mengadopsi program bantuan sosial untuk membantu masyarakat yang membutuhkan dukungan finansial. Kebijakan publik juga berperan penting dalam mengatur bagaimana pemerintah bertindak untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi. Kebijakan publik dapat mencakup berbagai peraturan yang mengatur bagaimana pemerintah dapat bertindak untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi. Peraturan ini dapat berupa aturan tentang bagaimana pemerintah harus mengumpulkan data, melakukan investasi, dan mengelola anggaran untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi. Kebijakan publik juga mencakup berbagai program yang dapat membantu masyarakat untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi. Program-program ini dapat berupa program bantuan finansial, pelatihan keterampilan, dan pelayanan lainnya yang dapat membantu masyarakat untuk mencapai tujuan yang mereka miliki. Dalam kesimpulannya, kebijakan publik adalah salah satu komponen penting budaya politik. Kebijakan publik mencakup berbagai peraturan, prosedur, dan program yang dibuat oleh pemerintah untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi masyarakat. Kebijakan publik juga mencakup berbagai program yang dapat membantu masyarakat untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi. Kebijakan publik juga memainkan peran penting dalam menentukan bagaimana pemerintah bertindak untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi. 6. Tingkat partisipasi masyarakat adalah tingkat partisipasi yang terjadi dalam pengambilan keputusan dan proses politik. Tingkat partisipasi masyarakat adalah komponen penting dalam budaya politik, yang mengacu pada tingkat partisipasi yang terjadi dalam pengambilan keputusan dan proses politik. Partisipasi masyarakat didefinisikan sebagai upaya orang-orang untuk berpartisipasi aktif dalam proses politik dan pengambilan keputusan yang menentukan masa depan mereka. Partisipasi masyarakat dapat berupa berbagai bentuk aktivitas, termasuk berpartisipasi dalam pemilihan umum, mengajukan tuntutan politik kepada pemerintah, mengubah undang-undang, mengadakan demonstrasi, mengajukan petisi, berpartisipasi dalam pemungutan suara, dan membentuk kelompok-kelompok advokasi. Partisipasi masyarakat merupakan salah satu komponen penting dalam proses demokrasi, karena memberi masyarakat kesempatan untuk ikut serta dalam pengambilan keputusan yang mempengaruhi masa depan mereka. Oleh karena itu, partisipasi masyarakat sangat penting untuk menjaga kepercayaan masyarakat terhadap proses politik. Partisipasi masyarakat juga dapat meningkatkan kualitas pengambilan keputusan, karena memberi masyarakat kesempatan untuk memberikan masukan dan mengajukan usulan untuk memperbaiki proses politik. Partisipasi masyarakat juga memiliki beberapa manfaat lainnya. Pertama, partisipasi masyarakat dapat membantu menyelesaikan masalah-masalah sosial dengan memberikan masyarakat kesempatan untuk mengajukan usulan dan saran tentang cara menyelesaikannya. Kedua, partisipasi masyarakat dapat membantu menciptakan atmosfer politik yang lebih baik, karena memberi masyarakat kesempatan untuk berpartisipasi dalam proses politik. Ketiga, partisipasi masyarakat dapat meningkatkan kualitas pengambilan keputusan. Hal ini karena partisipasi masyarakat memberi masyarakat kesempatan untuk memberikan masukan dan usulan untuk memperbaiki proses politik. Partisipasi masyarakat tidak hanya penting untuk proses demokrasi, tetapi juga penting untuk kesejahteraan masyarakat. Partisipasi masyarakat dapat membantu meningkatkan kualitas hidup masyarakat dengan memberi mereka kesempatan untuk menentukan masa depan mereka sendiri. Partisipasi masyarakat juga dapat membantu mendidik masyarakat tentang pentingnya proses demokrasi dan memberikan mereka kesempatan untuk berpartisipasi aktif dalam proses politik. Partisipasi masyarakat merupakan komponen penting dalam budaya politik, karena memberi masyarakat kesempatan untuk ikut serta dalam pengambilan keputusan dan proses politik. Partisipasi masyarakat dapat membantu memperbaiki kualitas pengambilan keputusan, membantu menyelesaikan masalah-masalah sosial, dan membantu masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidup mereka. Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa masyarakat memiliki kesempatan untuk berpartisipasi dalam proses politik. 7. Komponen-komponen budaya politik berfungsi untuk menyatukan masyarakat, membantu masyarakat untuk mengambil keputusan bersama, menjamin adil, dan menciptakan tata kelola yang baik. Komponen budaya politik adalah elemen-elemen yang membentuk budaya politik di suatu daerah. Komponen ini berkontribusi untuk menciptakan identitas, nilai-nilai, dan sikap yang menentukan cara masyarakat di suatu daerah berinteraksi dengan pemerintah dan dengan satu sama lain. Komponen budaya politik terdiri dari banyak elemen, termasuk ideologi politik, konstruksi identitas, partisipasi politik, representasi politik, kebijakan publik, dan pengadilan. Ideologi politik adalah prinsip-prinsip yang mendasari sikap politik suatu masyarakat. Ini mencakup pandangan tentang cara terbaik untuk menyelesaikan masalah politik dan bagaimana masyarakat harus berinteraksi dengan pemerintah. Konstruksi identitas mencakup kesadaran masyarakat tentang bagaimana ia terlibat dalam politik. Ini termasuk memahami bagaimana pilihan politik, hak-hak, dan tanggung jawab masyarakat berkontribusi terhadap budaya politik. Partisipasi politik melibatkan orang-orang yang mengambil bagian dalam proses politik, baik secara langsung maupun tidak langsung. Ini bisa berupa partisipasi aktif dalam pemilihan umum, membuat petisi, mengajukan amar putusan, atau menyampaikan pandangan kepada pemerintah melalui media sosial. Representasi politik mencakup proses pemilihan wakil pemerintah yang bertanggung jawab untuk mewakili suara rakyat. Representasi ini mencakup pemilihan legislatif, eksekutif, dan pengadilan. Kebijakan publik merupakan cara pemerintah mengatur dan mengendalikan kehidupan masyarakat. Kebijakan ini mencakup berbagai bidang, seperti ekonomi, sosial, kesehatan, pendidikan, dan lingkungan. Pengadilan adalah tempat di mana rakyat dapat mengajukan tuntutan hukum dan menggugat tindakan pemerintah yang dianggap tidak adil. Komponen-komponen budaya politik berfungsi untuk menyatukan masyarakat, membantu masyarakat untuk mengambil keputusan bersama, menjamin adil, dan menciptakan tata kelola yang baik. Dengan memahami dan membangun hubungan dengan komponen budaya politik, masyarakat dapat berpartisipasi secara aktif dalam proses politik dan berkontribusi pada pembuatan kebijakan. Hal ini dapat membantu masyarakat untuk menjalankan pemerintahan yang baik dan menerapkan tata kelola yang berlaku di suatu daerah. Dengan demikian, budaya politik dapat membantu masyarakat untuk membangun identitas dan nilai-nilai yang mengarah pada peningkatan partisipasi politik dan tata kelola yang baik.
Wawasan kebangsaan juga berhubungan dengan bagaimana suatu bangsa mengelola kondisi geografis negara, sejarah, ekonomi, politik, dan pertahanan dalam mencapai cita-cita yang menjamin kepentingan nasional. Selain itu, wawasan kebangsaan juga menentukan bagaimana sebuah bangsa menempatkan dirinya dalam berhubungan dengan bangsa lain di dunia
Sebutkan Komponen Komponen Budaya Politik ā Budaya politik merupakan elemen penting bagi sebuah masyarakat. Hal ini mencakup berbagai aspek penting, seperti nilai, norma, relasi, dan pikiran yang menentukan berbagai aspek politik. Komponen budaya politik mencakup berbagai aspek dari masyarakat, seperti prinsip-prinsip, nilai-nilai, dan pandangan yang terkait dengan politik. Ini memungkinkan orang untuk berkembang dan berinteraksi dengan cara yang sesuai dengan nilai politik mereka. Salah satu komponen penting dari budaya politik adalah sistem nilai. Sistem nilai mencakup ide-ide dan pandangan yang menentukan apa yang dianggap baik, benar, atau berharga dalam masyarakat. Sistem nilai ini dapat menentukan bagaimana masyarakat berinteraksi, berpolitik, dan melakukan kontak lintas budaya. Sistem nilai ini juga mempengaruhi apa yang dianggap sebagai sebuah pemerintahan yang baik, bagaimana masyarakat berpartisipasi dalam politik, dan nilai-nilai yang dihargai dalam masyarakat. Komponen lain yang penting dari budaya politik adalah prinsip-prinsip. Prinsip-prinsip ini mencakup berbagai aspek kehidupan politik, seperti persamaan di bawah hukum, hak asasi manusia, dan hak untuk berpartisipasi dalam pemilihan. Prinsip-prinsip ini memungkinkan masyarakat untuk tinggal bersama dengan cara yang saling menghormati. Prinsip-prinsip ini juga menentukan bagaimana masyarakat berpartisipasi dalam proses politik dan bagaimana mereka mengekspresikan pandangan politik mereka. Komponen budaya politik lainnya adalah norma-norma. Norma-norma ini mencakup berbagai aspek politik, termasuk bagaimana warga negara bersikap satu sama lain, bagaimana mereka bersikap terhadap pemerintah, dan bagaimana mereka berpartisipasi dalam proses politik. Norma-norma ini membantu menentukan bagaimana masyarakat berperilaku di dalam pemerintahan dan bagaimana mereka berpolitik. Norma-norma ini juga mempengaruhi bagaimana masyarakat berinteraksi dengan satu sama lain dan apa yang dianggap sebagai tindakan yang baik. Komponen lain dari budaya politik adalah relasi. Relasi adalah hubungan antara berbagai elemen masyarakat, termasuk relasi antara pemerintah dan masyarakat sipil, antara pemerintah dan partai politik, dan antara warga negara dan warga negara lain. Hubungan ini menentukan bagaimana masyarakat berinteraksi dan bagaimana mereka berpartisipasi dalam proses politik. Relasi ini juga mempengaruhi bagaimana masyarakat menangani masalah politik dan menentukan bagaimana masyarakat bersikap terhadap berbagai pendapat politik. Komponen lain dari budaya politik adalah pikiran politik. Pikiran politik mencakup berbagai ide-ide dan pandangan yang mempengaruhi bagaimana masyarakat berpolitik dan bagaimana mereka menangani masalah politik. Ini juga menentukan bagaimana masyarakat mengekspresikan pandangan politik mereka dan bagaimana mereka berperilaku di dalam pemerintahan. Pikiran politik ini juga mempengaruhi bagaimana masyarakat berinteraksi dengan satu sama lain dan bagaimana mereka berpartisipasi dalam proses politik. Komponen-komponen budaya politik ini memungkinkan masyarakat untuk tinggal bersama dengan cara yang saling menghormati dan berpartisipasi dalam proses politik. Mereka memungkinkan masyarakat untuk mengekspresikan pandangan politik mereka dengan cara yang tepat dan menangani masalah politik dengan cara yang tepat. Komponen-komponen budaya politik ini menentukan berbagai aspek politik dan membantu masyarakat untuk hidup bersama dalam harmoni. Daftar Isi 1 Penjelasan Lengkap Sebutkan Komponen Komponen Budaya 1. Sistem nilai, yang mencakup ide-ide dan pandangan yang menentukan apa yang dianggap baik, benar, atau berharga dalam 2. Prinsip-prinsip, yang mencakup berbagai aspek kehidupan politik, seperti persamaan di bawah hukum, hak asasi manusia, dan hak untuk berpartisipasi dalam 3. Norma-norma, yang mencakup berbagai aspek politik, termasuk bagaimana warga negara bersikap satu sama lain, bagaimana mereka bersikap terhadap pemerintah, dan bagaimana mereka berpartisipasi dalam proses 4. Relasi, yang berupa hubungan antara berbagai elemen masyarakat, termasuk relasi antara pemerintah dan masyarakat sipil, antara pemerintah dan partai politik, dan antara warga negara dan warga negara 5. Pikiran politik, yang mencakup berbagai ide-ide dan pandangan yang mempengaruhi bagaimana masyarakat berpolitik dan bagaimana mereka menangani masalah politik. Penjelasan Lengkap Sebutkan Komponen Komponen Budaya Politik 1. Sistem nilai, yang mencakup ide-ide dan pandangan yang menentukan apa yang dianggap baik, benar, atau berharga dalam masyarakat. Komponen Budaya Politik adalah komponen yang meliputi berbagai bagian dari kehidupan bernegara. Salah satu komponen ini adalah sistem nilai, yang merupakan pandangan dan ide yang menentukan apa yang dianggap baik, benar, atau berharga dalam masyarakat. Ini sangat penting karena membantu menentukan cara masyarakat bersikap, berperilaku, dan berinteraksi satu sama lain. Sistem nilai mencakup sejumlah nilai-nilai yang berbeda yang diterapkan dan dihormati di masyarakat. Nilai-nilai ini biasanya diwujudkan dalam bentuk norma-norma sosial, yang menentukan bagaimana orang harus bersikap dan berperilaku. Nilai-nilai ini juga menentukan bagaimana masyarakat memandang berbagai aspek kehidupan, termasuk hubungan antarindividu, komunitas, dan kehidupan politik. Sistem nilai juga berkontribusi pada budaya politik dengan memberikan masyarakat rambu-rambu, atau petunjuk yang akan membantu mereka bertindak dengan cara yang dianggap sesuai. Misalnya, nilai-nilai yang menghormati kebebasan, keadilan, dan hak asasi manusia, membantu masyarakat bergerak ke arah yang lebih demokratis dan berkeadilan. Nilai-nilai ini juga membantu masyarakat hidup berdampingan, menghormati dan menghargai keberagaman, dan mengembangkan solusi konstruktif untuk masalah politik. Dalam budaya politik, sistem nilai juga membantu menentukan bagaimana politik dijalankan. Misalnya, nilai-nilai yang menghormati prinsip-prinsip demokrasi akan membantu masyarakat mengembangkan pemilihan umum dan menghormati keputusan yang diambil melalui proses demokratis. Nilai-nilai yang menghormati hak asasi manusia dan kebebasan akan membantu masyarakat menghindari penindasan politik dan memastikan bahwa setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk terlibat dalam kehidupan politik. Kesimpulannya, sistem nilai adalah salah satu komponen penting dari budaya politik. Nilai-nilai ini membantu menentukan bagaimana orang bersikap dan berperilaku, serta bagaimana politik dijalankan. Nilai-nilai ini juga bertanggung jawab untuk memastikan bahwa setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk terlibat dalam kehidupan politik. Oleh karena itu, penting bagi pembuat kebijakan dan politisi untuk memahami dan menghormati nilai-nilai ini jika mereka ingin membangun budaya politik yang demokratis dan berkeadilan. 2. Prinsip-prinsip, yang mencakup berbagai aspek kehidupan politik, seperti persamaan di bawah hukum, hak asasi manusia, dan hak untuk berpartisipasi dalam pemilihan. Prinsip-prinsip merupakan salah satu komponen penting dalam budaya politik. Prinsip-prinsip mencakup berbagai aspek kehidupan politik, termasuk hak asasi manusia, persamaan di bawah hukum dan hak untuk berpartisipasi dalam pemilihan. Persamaan di bawah hukum mengacu pada hak setiap orang untuk mendapatkan perlakuan yang adil dan proporsional dari pemerintah. Ini berarti bahwa tidak ada orang yang boleh mendapatkan keuntungan khusus atau perlakuan yang berbeda dari yang lain karena status sosial atau ekonomi. Hak asasi manusia adalah hak yang dimiliki oleh setiap individu, yang harus dihormati oleh pemerintah. Hak asasi manusia meliputi hak untuk hidup, hak untuk kebebasan pikiran dan konsciensi, hak untuk mendapatkan perlakuan yang adil dan hak untuk mendapatkan perlindungan hukum. Di banyak negara, hak asasi manusia diamankan dalam konstitusi. Selain itu, prinsip-prinsip budaya politik juga mencakup hak untuk berpartisipasi dalam pemilihan. Hak ini merupakan hak dasar yang dimiliki oleh setiap orang untuk berpartisipasi dalam proses pemilihan. Hak ini juga berarti bahwa setiap orang harus memiliki akses yang sama untuk memilih dan berpartisipasi dalam pemilu. Pemilihan merupakan salah satu cara yang paling penting untuk berpartisipasi dalam proses politik. Budaya politik yang kuat menjamin bahwa setiap orang memiliki akses yang sama untuk berpartisipasi dalam kehidupan politik. Ini berarti bahwa pemerintah harus menghormati hak asasi manusia dan memastikan bahwa setiap orang mendapatkan perlakuan yang adil dan sama di bawah hukum. Di samping itu, pemerintah juga harus menjamin bahwa setiap orang memiliki akses yang sama untuk berpartisipasi dalam pemilihan. Prinsip-prinsip ini merupakan komponen penting dari budaya politik. 3. Norma-norma, yang mencakup berbagai aspek politik, termasuk bagaimana warga negara bersikap satu sama lain, bagaimana mereka bersikap terhadap pemerintah, dan bagaimana mereka berpartisipasi dalam proses politik. Norma adalah aturan, nilai, dan prinsip-prinsip yang mengatur perilaku masyarakat. Norma politik adalah nilai-nilai yang mengatur bagaimana warga negara bersikap satu sama lain, bagaimana mereka bersikap terhadap pemerintah, dan bagaimana mereka berpartisipasi dalam proses politik. Norma-norma ini memainkan peran penting dalam membentuk budaya politik suatu negara. Norma politik yang paling penting adalah hak asasi manusia. Hak asasi manusia adalah hak untuk hidup, kebebasan, dan perlindungan dari diskriminasi. Negara yang menghormati hak asasi manusia akan menghormati kedaulatan warga negaranya dan menegakkan hukum dan keadilan. Negara yang tidak menghormati hak asasi manusia akan menindas warga negaranya dan melanggar hukum dan keadilan. Kemudian, norma politik juga mencakup kesetaraan gender. Kesetaraan gender mengharuskan bahwa laki-laki dan perempuan harus mendapatkan perlakuan yang sama di semua aspek kehidupan. Negara yang menghormati kesetaraan gender akan menghargai hak dan kebebasan wanita dan memastikan bahwa mereka tidak dibatasi oleh gender mereka. Ketiga, norma politik juga mencakup partisipasi politik. Partisipasi politik adalah proses di mana warga negara ikut serta dalam membuat keputusan politik yang mempengaruhi kehidupan mereka. Negara yang menghormati partisipasi politik akan memastikan bahwa warga negaranya diberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam proses politik dan membuat keputusan yang mempengaruhi kehidupan mereka. Norma politik juga mencakup toleransi. Toleransi adalah kemampuan untuk menerima sikap dan pandangan yang berbeda dari orang lain. Negara yang menghormati toleransi akan menghargai hak dan kebebasan setiap orang untuk bersikap dan berpikir berbeda. Hal ini akan memungkinkan warga negara untuk mengembangkan pemikiran dan gagasan baru tanpa takut akan diskriminasi. Norma politik juga mencakup partisipasi masyarakat. Partisipasi masyarakat adalah proses di mana warga negara ikut serta dalam pengambilan keputusan yang mempengaruhi kehidupan mereka. Negara yang menghormati partisipasi masyarakat akan memastikan bahwa warga negaranya diberikan kesempatan untuk ikut serta dalam proses keputusan dan berpartisipasi dalam proses politik. Kesimpulannya, norma politik adalah nilai-nilai yang mengatur bagaimana warga negara bersikap satu sama lain, bagaimana mereka bersikap terhadap pemerintah, dan bagaimana mereka berpartisipasi dalam proses politik. Norma-norma ini memainkan peran penting dalam membentuk budaya politik suatu negara. Dengan menghormati norma-norma politik ini, warga negara dapat mengembangkan pemikiran dan gagasan baru dan memastikan bahwa mereka mendapatkan hak dan kebebasan yang mereka miliki. 4. Relasi, yang berupa hubungan antara berbagai elemen masyarakat, termasuk relasi antara pemerintah dan masyarakat sipil, antara pemerintah dan partai politik, dan antara warga negara dan warga negara lain. Relasi adalah salah satu komponen penting dari budaya politik. Relasi menggambarkan hubungan yang terjadi antara berbagai elemen masyarakat, termasuk relasi antara pemerintah dan masyarakat sipil, antara pemerintah dan partai politik, dan antara warga negara dan warga negara lain. Relasi ini penting untuk membentuk jaringan komunikasi dan transfer informasi yang efektif antara pemerintah dan masyarakat. Relasi antara pemerintah dan masyarakat sipil mencakup berbagai aspek, termasuk partisipasi masyarakat dalam pembuatan kebijakan publik, pemahaman masyarakat akan hak dan kewajiban dalam masyarakat, dan partisipasi masyarakat dalam proses politik. Partisipasi masyarakat dalam pembuatan kebijakan publik adalah konsep yang menekankan pentingnya adanya dialog antara pemerintah dan masyarakat luas. Pemerintah harus mengambil peran aktif dalam mendorong masyarakat untuk menyampaikan pendapat mereka tentang pengambilan keputusan-keputusan publik yang akan mempengaruhi mereka secara langsung. Selain itu, pemerintah juga harus menciptakan lingkungan yang kondusif untuk membolehkan masyarakat menyampaikan pandangan dan pendapat mereka. Relasi antara pemerintah dan partai politik adalah hubungan yang menghubungkan pemerintah dengan partai politik yang ada di negara tersebut. Relasi ini penting karena partai politik berperan sebagai penyalur aspirasi masyarakat dan pemerintah dapat menggunakan partai politik sebagai alat untuk mencapai tujuan politiknya. Relasi ini juga berperan dalam mengevaluasi kebijakan-kebijakan yang telah dibuat oleh pemerintah dan partai politik dapat memberikan masukan yang berguna untuk membuat kebijakan-kebijakan yang lebih efektif. Relasi antara warga negara dan warga negara lain sangat penting untuk menciptakan rasa saling percaya dan saling menghormati di antara warga negara berbeda. Ini juga penting untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan mengembangkan kesadaran tentang hak-hak dan kewajiban yang terkait dengan hak asasi manusia. Kesimpulannya, relasi adalah salah satu komponen penting dari budaya politik. Relasi menggambarkan hubungan yang terjadi antara berbagai elemen masyarakat, termasuk relasi antara pemerintah dan masyarakat sipil, antara pemerintah dan partai politik, dan antara warga negara dan warga negara lain. Relasi ini penting untuk membentuk jaringan komunikasi dan transfer informasi yang efektif antara pemerintah dan masyarakat. 5. Pikiran politik, yang mencakup berbagai ide-ide dan pandangan yang mempengaruhi bagaimana masyarakat berpolitik dan bagaimana mereka menangani masalah politik. Pikiran politik adalah salah satu komponen budaya politik yang sangat penting. Pikiran politik melibatkan berbagai ide dan pandangan yang mempengaruhi bagaimana masyarakat berpolitik dan bagaimana mereka menangani masalah politik. Ide-ide dan pandangan ini dapat berasal dari berbagai sumber, termasuk individu, kelompok, dan media. Ide-ide dan pandangan ini dapat diklasifikasikan menjadi dua kategori utama ideologi dan teori politik. Ideologi adalah pola pandangan yang menentukan pandangan seorang individu atau kelompok terhadap berbagai isu politik. Ideologi sering diklasifikasikan menjadi kubu kanan dan kiri, yang masing-masing mencakup berbagai pandangan yang berbeda. Teori politik adalah penjelasan sistematis dari berbagai fenomena politik. Teori politik dapat berupa teori akademis atau teori praktis yang digunakan untuk menjelaskan bagaimana masyarakat berpolitik. Ide-ide dan pandangan politik dapat diterapkan dan diadaptasi ke situasi yang berbeda. Ideologi dapat diadaptasi untuk menjawab tuntutan politik dan sosial saat ini dan menerapkan prinsip-prinsipnya dalam berbagai situasi politik. Teori politik juga dapat diterapkan untuk menemukan solusi konkret untuk masalah politik. Dengan demikian, ide-ide dan pandangan politik memainkan peran penting dalam membentuk budaya politik di seluruh dunia. Ide-ide dan pandangan politik juga mempengaruhi bagaimana masyarakat berpolitik dan bagaimana mereka menangani masalah politik. Ide-ide dan pandangan ini dapat mempengaruhi bagaimana masyarakat menilai isu-isu politik dan bagaimana mereka mencari solusi masalah politik. Ide-ide dan pandangan politik juga dapat memengaruhi bagaimana masyarakat membuat keputusan politik, memastikan efektifitas kebijakan, dan menentukan hubungan antara pemerintah dan masyarakat. Kesimpulannya, pikiran politik adalah salah satu komponen budaya politik yang sangat penting. Ide-ide dan pandangan politik memainkan peran penting dalam membentuk budaya politik di seluruh dunia, dan juga mempengaruhi bagaimana masyarakat berpolitik dan bagaimana mereka menangani masalah politik. Ide-ide dan pandangan politik dapat diadaptasi ke berbagai situasi dan digunakan untuk menemukan solusi konkret untuk masalah politik.
REMBANG Pencurian komponen KwH Lampu Penerangan Jalan Umum (LPJU) sedang marak terjadi di Kabupaten Rembang. Komponen seperti MCB,
Budaya Politik terbentuk karena adanya sistem politik, sebab hal yang diorientasikan dalam budaya politik adalah sistem politik. Artinya setiap berbicara tentang budaya politik, maka tidak akan jauh-jauh dari pembicaraan sistem politik yang mencakup komponen-komponen struktur politik, fungsi-fungsi sistem politik, atau gabungan antara struktur dan fungsi politik. Pada dasarnya, budaya politik merupakan nilai-nilai pengetahuan, adat istiadat, dan norma-norma yang dianut bersama dan melandasi pandangan hidup warga masyarakat suatu negara. Budaya politik lebih fokus terhadap aspek-aspek non perilaku aktual, seperti pandangan, sikap, nilai, dan kepercayaan. Dengan demikian, budaya politik merupakan dimensi psikologis dari sebuah sistem politik yang mempunyai peranan penting bagi keberlangsungan suatu sistem politik. Untuk lebih detailnya, berikut ini penjelasan mengenai pengertian budaya politik, Tipe-tipe, Ciri dan komponen budaya politik. Yuk disimak dibawah ini! Budaya Politik adalah pola perilaku suatu masyarakat dalam kehidupan benegara, penyelenggaraan administrasi negara, politik pemerintahan, hukum, adat istiadat, dan norma kebiasaan yang dihayati oleh seluruh anggota masyarakat setiap harinya. Budaya politik juga dapat di artikan sebagai suatu sistem nilai bersama suatu masyarakat yang memiliki kesadaran untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan kolektif dan penentuan kebijakan publik untuk masyarakat seluruhnya. Budaya politik merupakan sistem nilai dan keyakinan yang dimiliki bersama oleh masyarakat. Namun, setiap unsur masyarakat berbeda pula budaya politiknya, seperti antara masyarakat umum dengan para elitenya. Seperti juga di Indonesia, menurut Benedict R. OāG Anderson, kebudayaan Indonesia cenderung membagi secara tajam antara kelompok elite dengan kelompok massa. Almond dan Verba mendefinisikan budaya politik sebagai suatu sikap orientasi yang khas warga negara terhadap sistem politik dan aneka ragam bagiannya, dan sikap terhadap peranan warga negara yang ada di dalam sistem itu. Dengan kata lain, bagaimana distribusi pola-pola orientasi khusus menuju tujuan politik diantara masyarakat bangsa itu. Lebih jauh mereka menyatakan, bahwa warga negara senantiasa mengidentifikasikan diri mereka dengan simbol-simbol dan lembaga kenegaraan berdasarkan orientasi yang mereka miliki. Dengan orientasi itu pula mereka menilai serta mempertanyakan tempat dan peranan mereka di dalam sistem politik. Berikut ini adalah beberapa pengertian budaya politik yang dapat dijadikan sebagai pedoman untuk lebih memahami secara teoritis sebagai berikut Budaya politik adalah aspek politik dari nilai-nilai yang terdiri atas pengetahuan, adat istiadat, tahayul, dan mitos. Kesemuanya dikenal dan diakui oleh sebagian besar masyarakat. Budaya politik tersebut memberikan rasional untuk menolak atau menerima nilai-nilai dan norma lain. Budaya politik dapat dilihat dari aspek doktrin dan aspek generiknya. Yang pertama menekankan pada isi atau materi, seperti sosialisme, demokrasi, atau nasionalisme. Yang kedua aspek generik menganalisis bentuk, peranan, dan ciri-ciri budaya politik, seperti militan, utopis, terbuka, atau tertutup. Hakikat dan ciri budaya politik yang menyangkut masalah nilai-nilai adalah prinsip dasar yang melandasi suatu pandangan hidup yang berhubungan dengan masalah tujuan. Bentuk budaya politik menyangkut sikap dan norma, yaitu sikap terbuka dan tertutup, tingkat militansi seseorang terhadap orang lain dalam pergaulan masyarakat. Pola kepemimpinan konformitas atau mendorong inisiatif kebebasan, sikap terhadap mobilitas mempertahankan status quo atau menĀdorong mobilitas, prioritas kebijakan menekankan ekonomi atau politik. Dengan pengertian budaya politik di atas, nampaknya membawa kita pada suatu pemahaman konsep yang memadukan dua tingkat orientasi politik, yaitu sistem dan individu. Dengan orientasi yang bersifat individual ini, tidaklah berarti bahwa dalam memandang sistem politiknya kita menganggap masyarakat akan cenderung bergerak ke arah individualisme. Jauh dari anggapan yang demikian, pandangan ini melihat aspek individu dalam orientasi politik hanya sebagai pengakuan akan adanya fenomena dalam masyarakat secara keseluruhan tidak dapat melepaskan diri dari orientasi individual. Pengertian Budaya Politik Menurut Para Ahli Terdapat banyak sarjana ilmu politik yang telah mengkaji tema budaya politik, sehingga terdapat variasi konsep tentang budaya politik yang kita ketahui. Namun bila diamati dan dikaji lebih jauh, tentang derajat perbedaan konsep tersebut tidaklah begitu besar, sehingga tetap dalam satu pemahaman dan rambu-rambu yang sama. Berikut ini merupakan pengertian dari beberapa ahli ilmu politik tentang budaya politik. Rusadi Sumintapura Budaya politik tidak lain adalah pola tingkah laku individu dan orientasinya terhadap kehidupan politik yang dihayati oleh para anggota suatu sistem politik. Sidney Verba Budaya politik adalah suatu sistem kepercayaan empirik, simbol-simbol ekspresif dan nilai-nilai yang menegaskan suatu situasi dimana tindakan politik dilakukan. Alan R. Ball Budaya politik adalah suatu susunan yang terdiri dari sikap, kepercayaan, emosi dan nilai-nilai masyarakat yang berhubungan dengan sistem politik dan isu-isu politik. Austin Ranney Budaya politik adalah seperangkat pandangan-pandangan tentang politik dan pemerintahan yang dipegang secara bersama-sama; sebuah pola orientasi-orientasi terhadap objek-objek politik. Gabriel A. Almond dan G. Bingham Powell, Jr. Budaya politik berisikan sikap, keyakinan, nilai dan keterampilan yang berlaku bagi seluruh populasi, juga kecenderungan dan pola-pola khusus yang terdapat pada bagian-bagian tertentu dari populasi. Berdasarkan beberapa pengertian tersebut diatas dalam arti umum atau menurut para ahli, maka dapat ditarik beberapa batasan konseptual tentang budaya politik sebagai berikut Pertama bahwa konsep budaya politik lebih mengedepankan aspek-aspek non-perilaku aktual berupa tindakan, tetapi lebih menekankan pada berbagai perilaku non-aktual seperti orientasi, sikap, nilai-nilai dan kepercayaan-kepercayaan. Hal inilah yang menyebabkan Gabriel A. Almond memandang bahwa budaya politik adalah dimensi psikologis dari sebuah sistem politik yang juga memiliki peranan penting berjalannya sebuah sistem politik. Kedua hal-hal yang diorientasikan dalam budaya politik adalah sistem politik, artinya setiap berbicara budaya politik maka tidak akan lepas dari pembicaraan sistem politik. Hal-hal yang diorientasikan dalam sistem politik, yaitu setiap komponen-komponen yang terdiri dari komponen-komponen struktur dan fungsi dalam sistem politik. Seseorang akan memiliki orientasi yang berbeda terhadap sistem politik, dengan melihat fokus yang diorientasikan, apakah dalam tataran struktur politik, fungsi-fungsi dari struktur politik, dan gabungan dari keduanya. Misal orientasi politik terhadap lembaga politik terhadap lembaga legislatif, eksekutif dan sebagainya. Ketiga budaya politik merupakan deskripsi konseptual yang menggambarkan komponen-komponen budaya politik dalam tataran masif dalam jumlah besar, atau mendeskripsikan masyarakat di suatu negara atau wilayah, bukan per-individu. Hal ini berkaitan dengan pemahaman, bahwa budaya politik merupakan refleksi perilaku warga negara secara massal yang memiliki peran besar bagi terciptanya sistem politik yang ideal. Bagian-Bagian Budaya Politik Secara umum budaya politik terbagi atas tiga Budaya politik apatis acuh, masa bodoh, dan pasif Budaya politik mobilisasi didorong atau sengaja dimobilisasi Budaya politik partisipatif aktif Tipe-tipe Budaya politik Ada beberapa tipe Budaya politik dibawha ini yaitu Budaya politik parokial yaitu budaya politik yang tingkat partisipasi politiknya sangat rendah. Budaya politik suatu masyarakat dapat di katakan Parokial apabila frekwensi orientasi mereka terhadap empat dimensi penentu budaya politik mendekati nol atau tidak memiliki perhatian sama sekali terhadap keempat dimensi tersebut. Tipe budaya politik ini umumnya terdapat pada masyarakat suku Afrika atau masyarakat pedalaman di Indonesia. dalam masyarakat ini tidak ada peran politik yang bersifat khusus. Kepala suku, kepala kampung, kyai, atau dukun,yang biasanya merangkum semua peran yang ada, baik peran yang bersifat politis, ekonomis atau religius. Budaya politik kaula subjek,yaitu budaya politik yang masyarakat yang bersangkutan sudah relatif maju baik sosial maupun ekonominya tetapi masih bersifat pasif. Budaya politik suatu masyarakat dapat dikatakan subyek jika terdapat frekwensi orientasi yang tinggi terhadap pengetahuan sistem politik secara umum dan objek output atau terdapat pemahaman mengenai penguatan kebijakan yang di buat oleh pemerintah. Namun frekwensi orientasi mengenai struktur dan peranan dalam pembuatan kebijakan yang dilakukan pemerintah tidak terlalu diperhatikan. Para subyek menyadari akan otoritas pemerintah dan secara efektif mereka di arahkan pada otoritas tersebut. Sikap masyarakat terhadap sistem politik yang ada ditunjukkan melalui rasa bangga atau malah rasa tidak suka. Intinya, dalam kebudayaan politik subyek, sudah ada pengetahuan yang memadai tentang sistem politik secara umum serta proses penguatan kebijakan yang di buat oleh pemerintah. Budaya politik partisipan,yaitu budaya politik yang ditandai dengan kesadaran politik yang sangat tinggi. Masyarakat mampu memberikan opininya dan aktif dalam kegiatan politik. Dan juga merupakan suatu bentuk budaya politik yang anggota masyarakatnya sudah memiliki pemahaman yang baik mengenai empat dimensi penentu budaya politik. Mereka memiliki pengetahuan yang memadai mengenai sistem politik secara umum, tentang peran pemerintah dalam membuat kebijakan beserta penguatan, dan berpartisipasi aktif dalam proses politik yang berlangsung. Masyarakat cenderung di arahkan pada peran pribadi yang aktif dalam semua dimensi di atas, meskipun perasaan dan evaluasi mereka terhadap peran tersebut bisa saja bersifat menerima atau menolak. Budaya Politik Yang Berkembang Di Indonesia Gambaran sementara tentang budaya politik Indonesia, yang tentunya haruus di telaah dan di buktikan lebih lanjut, adalah pengamatan tentang variabel sebagai berikut Konfigurasi subkultur di Indonesia masih aneka ragam, walaupun tidak sekompleks yang dihadapi oleh India misalnya, yang menghadapi masalah perbedaan bahasa, agama, kelas, kasta yang semuanya relatif masih rawan/rentan. Budaya politik Indonesia yang bersifat Parokial-kaula di satu pihak dan budaya politik partisipan di lain pihak, di satu segi masa masih ketinggalan dalam mempergunakan hak dan dalam memikul tanggung jawab politiknya yang mungkin di sebabkan oleh isolasi dari kebudayaan luar, pengaruh penjajahan, feodalisme, bapakisme, dan ikatan primordial. Sikap ikatan primordial yang masih kuat berakar, yang di kenal melalui indikatornya berupa sentimen kedaerahan, kesukaan, keagamaan, perbedaan pendekatan terhadap keagamaan tertentu; purutanisme dan non puritanisme dan lain-lain. kecendrungan budaya politik Indonesia yang masih mengukuhi sikap paternalisme dan sifat patrimonial; sebagai indikatornya dapat di sebutkan antara lain bapakisme, sikap asal bapak senang. Dilema interaksi tentang introduksi modernisasi dengan segala konsekuensinya dengan pola-pola yang telah lama berakar sebagai tradisi dalam masyarakat. Budaya Politik Di Indonesia Masyarakat Jawa, dan sebagian besar masyarakat lain di Indonesia, pada dasarnya bersifat hirarkis. Stratifikasi sosial yang hirarkis ini tampak dari adanya pemilahan tegas antara penguasa wong gedhe dengan rakyat kebanyakan wong cilik. Masing-masing terpisah melalui tatanan hirarkis yang sangat ketat. Alam pikiran dan tatacara sopan santun diekspresikan sedemikian rupa sesuai dengan asal-usul kelas masing-masing. Penguasa dapat menggunakan bahasa kasarā kepada rakyat kebanyakan. Sebaliknya, rakyat harus mengekspresikan diri kepada penguasa dalam bahasa halusā. Dalam kehidupan politik, pengaruh stratifikasi sosial semacam itu antara lain tercemin pada cara penguasa memandang diri dan rakyatnya. Kecendrungan Patronage Pola hubungan Patronage merupakan salah satu budaya politik yang menonjol di hubungan ini bersifat individual. Dalam kehidupan politik, tumbuhnya budaya politik semacam ini tampak misalnya di kalangan pelaku politik. Mereka lebih memilih mencari dukungan dari atas daripada menggali dukungn dari basisnya. Kecendrungan Neo-patrimoniaalistik Salah satu kecendrungan dalam kehidupan politik di Indonesia adalah adanya kecendrungan munculnya budaya politik yang bersifat neo-patrimonisalistik; artinya meskipun memiliki atribut yang bersifat modern dan rasionalistik zeperti birokrasi, perilaku negara masih memperlihatkan tradisi dan budaya politik yang berkarakter patrimonial. Ciri-ciri birokrasi modern Adanya suatu struktur hirarkis yang melibatkan pendelegasian wewenang dari atas ke bawah dalam organisasi Adanya posisi-posisi atau jabatan-jabatan yang masing-masing mempunyai tugas dan tanggung jawab yang tegas Adanya aturan-aturan, regulasi-regulasi, dan standar-standar formalyang mengatur bekerjanya organisasi dan tingkah laku anggotanya Adanya personil yang secara teknis memenuhi syarat, yang dipekerjakan atas dasar karier, dengan promosi yang didasarkan pada kualifikasi dan penampilan. Komponen-Komponen Budaya Politik Seperti dikatakan oleh Gabriel A. Almond dan G. Bingham Powell, Jr., bahwa budaya politik merupakan dimensi psikologis dalam suatu sistem politik. Maksud dari pernyataan ini menurut Ranney, adalah karena budaya politik menjadi satu lingkungan psikologis, bagi terselenggaranya konflik-konflik politik dinamika politik dan terjadinya proses pembuatan kebijakan politik. Sebagai suatu lingkungan psikologis, maka komponen-komponen berisikan unsur-unsur psikis dalam diri masyarakat yang terkategori menjadi beberapa unsur. Menurut Ranney, terdapat dua komponen utama dari budaya politik, yaitu orientasi kognitif cognitive orientations dan orientasi afektif affective oreintatations. Sementara itu, Almond dan Verba dengan lebih komprehensif mengacu pada apa yang dirumuskan Parsons dan Shils tentang klasifikasi tipe-tipe orientasi, bahwa budaya politik mengandung tiga komponen obyek politik sebagai berikut. Orientasi kognitif yaitu berupa pengetahuan tentang dan kepercayaan pada politik, peranan dan segala kewajibannya serta input dan outputnya. Orientasi afektif yaitu perasaan terhadap sistem politik, peranannya, para aktor dan pe-nampilannya. Orientasi evaluatif yaitu keputusan dan pendapat tentang obyek-obyek politik yang secara tipikal melibatkan standar nilai dan kriteria dengan informasi dan perasaan. Tipe-Tipe Budaya Politik Berdasarkan Sikap Yang Ditunjukkan Pada negara yang memiliki sistem ekonomi dan teknologi yang kompleks, menuntut kerja sama yang luas untuk memperĀpadukan modal dan keterampilan. Jiwa kerja sama dapat diukur dari sikap orang terhadap orang lain. Pada kondisi ini budaya politik memiliki kecenderungan sikap āmilitanā atau sifat ātolerasiā. Dibawah ini beberapa tipe-tipe budaya politik yaitu Budaya Politik Militan Budaya politik dimana perbedaan tidak dipandang sebagai usaha mencari alternatif yang terbaik, tetapi dipandang sebagai usaha jahat dan menantang. Bila terjadi kriris, maka yang dicari adalah kambing hitamnya, bukan disebabkan oleh peraturan yang salah, dan masalah yang mempribadi selalu sensitif dan membakar emosi. Budaya Politik Toleransi Budaya politik dimana pemikiran berpusat pada masalah atau ide yang harus dinilai, berusaha mencari konsensus yang wajar yang mana selalu membuka pintu untuk bekerja sama. Sikap netral atau kritis terhadap ide orang, tetapi bukan curiga terhadap orang. Jika pernyataan umum dari pimpinan masyarakat bernada sangat militan, maka hal itu dapat menĀciptakan ketegangan dan menumbuhkan konflik. Kesemuanya itu menutup jalan bagi pertumbuhan kerja sama. Pernyataan dengan jiwa tolerasi hampir selalu mengundang kerja sama. Berdasarkan sikap terhadap tradisi dan perubahan. Budaya Politik terbagi atas Budaya Politik Yang memiliki Sikap Mental Absolut Budaya politik yang mempunyai sikap mental yang absolut memiliki nilai-nilai dan kepercayaan yang. dianggap selalu sempurna dan tak dapat diubah lagi. Usaha yang diperlukan adalah intensifikasi dari kepercayaan, bukan kebaikan. Pola pikir demikian hanya memberikan perhatian pada apa yang selaras dengan mentalnya dan menolak atau menyerang hal-hal yang baru atau yang berlainan bertentangan. Budaya politik yang bernada absolut bisa tumbuh dari tradisi, jarang bersifat kritis terhadap tradisi, malah hanya berusaha memelihara kemurnian tradisi. Maka, tradisi selalu dipertahankan dengan segala kebaikan dan keburukan. Kesetiaan yang absolut terhadap tradisi tidak memungkinkan pertumbuhan unsur baru. Budaya Politik Yang memiliki Sikap Mental Akomodatif Struktur mental yang bersifat akomodatif biasanya terbuka dan sedia menerima apa saja yang dianggap berharga. Ia dapat melepaskan ikatan tradisi, kritis terhadap diri sendiri, dan bersedia menilai kembali tradisi berdasarkan perkembangan masa kini. Tipe absolut dari budaya politik sering menganggap perubahan sebagai suatu yang membahayakan. Tiap perkembangan baru dianggap sebagai suatu tantangan yang berbahaya yang harus dikendalikan. Perubahan dianggap sebagai penyimĀpangan. Tipe akomodatif dari budaya politik melihat perubahan hanya sebagai salah satu masalah untuk dipikirkan. Perubahan mendorong usaha perbaikan dan pemecahan yang lebih sempurna. Berdasarkan Orientasi Politiknya Realitas yang ditemukan dalam budaya politik, ternyata memiliki beberapa variasi. Berdasarkan orientasi politik yang dicirikan dan karakter-karakter dalam budaya politik, maka setiap sistem politik akan memiliki budaya politik yang berbeda. Perbedaan ini terwujud dalam tipe-tipe yang ada dalam budaya politik yang setiap tipe memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Dari realitas budaya politik yang berkembang di dalam masyarakat, Gabriel Almond mengklasifikasikan budaya politik sebagai berikut Budaya politik parokial parochial political culture, yaitu tingkat partisipasi politiknya sangat rendah, yang disebabkan faktor kognitif misalnya tingkat pendidikan relatif rendah. Budaya politik kaula subyek political culture, yaitu masyarakat bersangkutan sudah relatif maju baik sosial maupun ekonominya tetapi masih bersifat pasif. Budaya politik partisipan participant political culture, yaitu budaya politik yang ditandai dengan kesadaran politik sangat tinggi. Demikianlah pembahasan mengenai Budaya Politik -Pengertian, Tipe-tipe, Ciri dan komponen. semoga dengan adanya ulasan tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan kalian semua, terima kasih banyak atas kunjungannya.
1 Partai politik. Partai politik merupakan salah satu komponen infrastruktur politik. Partai politik adalah organisasi yang bersifat nasional. Lembaga ini dibentuk oleh warga negara Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan kehendak dna cita-cita untuk memperjuangkan dan membela kepentingan politik anggita, masyarakat, bangsa, dan negara.
Menurut Ranney, budaya politik memiliki dua komponen utama, yaitu Orientasi Kognitif cognitive orientation dan Orientasi Afektif affective orientation. Sementara itu, Almond dan Verba dengan lebih konfrenhensif mengacu pada apa yang dirumuskan Parson dan Shils tentang klasifikasi tipe-tipe orientasi, bahwa budaya politik mengadung tiga komponen objek politik berikut Orientasi kognitif berupa pengetahuan tentang kepercayaan pada politik, peranan, dan segala kewajiban serta input dan outputnya. Orientasi afektif berupa perasaan terhadap sistem politik, peranannya, para aktor, dan penampilannya. Orientasi evaluatif berupa keputusan dan pendapat tentang objek-objek politik yang secara tipikal melibatkan standar nilai dan kriteria informasi dan perasaan. Dengan menggunakan ketiga komponen orientasi tersebut, kita dapat mengukur bagaimana sikap individu atau masyarakat terhadap sistem politik. Gabriel A. Almond dan G. bingham Powel, Jr. menegaskan bahwa budaya politik merupakan dimensi psikologis dalam suatu sistem politik. Maksud pernyataan ini menurut Ranney adalah karena budaya politik menjadi satu lingkungan psikologis bagi terselenggaranya konflik-konflik politik dinamika politik dan terjadinya proses perbuatan kebijakan politik. Thanks for reading Komponen-komponen Budaya Politik Orientasi Kognitif, Orientasi Afektif dan Orientasi Evaluatif
. 441 250 448 480 177 204 351 346
sebutkan komponen komponen budaya politik