Seorang muslim mesti juga mengimani Allah itu Maha Mengetahui segala sesuatu, Al-Aliim, Al-Khabiir. Imam Al-Muzani rahimahullah berkata, الوَاحِدُ الصَّمَدُلَيْسَ لَهُ صَاحِبَةٌ وَلاَ وَلَدٌ جَلَّ عَنِ المَثِيْلِ فَلاَ شَبِيْهَ لَهُ وَلاَ عَدِيْلَ السَّمِيْعُ البَصِيْرُ العَلِيْمُ الخَبِيْرُ المَنِيْعُ الرَّفِيْعُ Allah itu Maha Esa, Allah itu Ash-Shamad yang bergantung setiap makhluk kepada-Nya, yang tidak memiliki pasangan, yang tidak memiliki keturunan, yang Mahamulia dan tidak semisal dengan makhluk-Nya, tidak ada yang serupa dengan-Nya, tidak ada yang setara dengan Allah. Allah itu Maha Mendengar, Maha Melihat. Allah itu Maha Mengilmui dan Mengetahui. Allah itu yang mencegah dan Mahatinggi. Allah itu Al-Aliim Ada di 175 tempat penyebutan nama Allah Al-Alim Yang Maha Mengetahui dalam Al-Qur’an seperti pada firman Allah, قَالُوا سُبْحَانَكَ لَا عِلْمَ لَنَا إِلَّا مَا عَلَّمْتَنَا ۖإِنَّكَ أَنْتَ الْعَلِيمُ الْحَكِيمُ “Mereka menjawab Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana’.” QS. Al-Baqarah 32 وَاللَّهُ عَلِيمٌ بِذَاتِ الصُّدُورِ “Allah Maha Mengetahui isi hati.” QS. Ali Imran 154 قَالَ رَبِّي يَعْلَمُ الْقَوْلَ فِي السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ ۖوَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ “Berkatalah Muhammad kepada mereka Rabbku mengetahui semua perkataan di langit dan di bumi dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui’.” QS. Al-Anbiya’ 4 Allah itu Al-Khabiir Al-Khabiir punya makna bahwa Allah mengetahui berbagai rahasia yang tersembunyi, apa yang ada dalam batin secara detail diketahui oleh Allah, dan segala sesuatu secara rinci diketahui oleh Rabb kita. Imam Ibnu Jarir menyebutkan bahwa Al-Khabiir maksudnya adalah Allah Maha Mengetahui segala rahasia hamba, Maha Mengetahui segala sesuatu yang tersembunyi dalam hati, dan segala sesuatu tidak samar bagi Allah. Lihat Jami’ Al-Bayan, 28103, dinukil dari An–Nahju Al-Asma’ fi Syarh Asma’ Allah Al-Husna, hlm. 187. Penyebutan nama Allah Al-Khabiir ada di 45 tempat dalam Al-Qur’an seperti dalam ayat, قَالَ نَبَّأَنِيَ الْعَلِيمُ الْخَبِيرُ “Telah diberitahukan kepadaku oleh Allah yang Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”QS. At-Tahrim 3 إِنَّ رَبَّهُمْ بِهِمْ يَوْمَئِذٍ لَخَبِيرٌ “Sesungguhnya Rabb mereka pada hari itu Maha Mengetahui keadaan mereka.” QS. Al-Adiyat 11 Perenungan Beriman kepada Nama Allah Al-Aliim Pertama Penetapan bahwa Allah memiliki ilmu yang sempurna dan meliputi segala sesuatu, dan itu hanya dimiliki oleh Allah, tidak ada satu makhluk pun yang mengetahui sesempurna ilmu Allah. Hal ini seperti disebutkan dalam ayat tentang perkara ghaib, وَعِنْدَهُ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لَا يَعْلَمُهَا إِلَّا هُوَ ۚوَيَعْلَمُ مَا فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ ۚوَمَا تَسْقُطُ مِنْ وَرَقَةٍ إِلَّا يَعْلَمُهَا وَلَا حَبَّةٍ فِي ظُلُمَاتِ الْأَرْضِ وَلَا رَطْبٍ وَلَا يَابِسٍ إِلَّا فِي كِتَابٍ مُبِينٍ “Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya pula, dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata Lauh Mahfudz.” QS. Al-An’am 59 Kedua Allah Yang Maha Mengetahui berarti tahu segala sesuatu yang telah terjadi, yang akan terjadi, dan tidak terjadi seandainya itu terjadi. Sebagaimana disebutkan dalam ayat, أَلَمْ تَعْلَمْ أَنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا فِي السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ ۗإِنَّ ذَٰلِكَ فِي كِتَابٍ ۚإِنَّ ذَٰلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ “Apakah kamu tidak mengetahui bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang ada di langit dan di bumi?; bahwasanya yang demikian itu terdapat dalam sebuah kitab Lauh Mahfuzh. Sesungguhnya yang demikian itu amat mudah bagi Allah.” QS. Al-Hajj 70 Ketiga Makhluk tidak mengetahui tentang Sang Khaliq kecuali yang Dia kabarkan saja. Secara umum pula kita tidak tahu apa pun kecuali yang Allah ajarkan pada kita. Sebagaimana disebutkan dalam ayat, يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلَا يُحِيطُونَ بِهِ عِلْمًا “Allah mengetahui apa yang ada di hadapan mereka dan apa yang ada di belakang mereka, sedang ilmu mereka tidak dapat meliputi ilmu-Nya.” QS. Thaha 110 Sebagaimana Nabi Adam diajarkan ilmu, وَعَلَّمَ آدَمَ الْأَسْمَاءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمْ عَلَى الْمَلَائِكَةِ فَقَالَ أَنْبِئُونِي بِأَسْمَاءِ هَٰؤُلَاءِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ “Dan Allah mengajarkan kepada Adam nama-nama benda-benda seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman “Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!” QS. Al-Baqarah 31 Keempat Ilmu manusia dibanding dengan ilmu Allah sangatlah jauh berbeda. Allah Ta’ala berfirman, وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الرُّوحِ ۖقُلِ الرُّوحُ مِنْ أَمْرِ رَبِّي وَمَا أُوتِيتُمْ مِنَ الْعِلْمِ إِلَّا قَلِيلًا “Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit’.” QS. Al-Isra’ 85 Kelima Hanya Allah yang mengetahui perkara ghaib seperti disebutkan dalam ayat lainnya selain ayat yang disebutkan di atas, إِنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ وَيُنَزِّلُ الْغَيْثَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْأَرْحَامِ ۖوَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا ۖوَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ ۚإِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ “Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dialah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui dengan pasti apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” QS. Luqman 34 Perenungan Beriman kepada Nama Allah Al-Khabiir Pertama Penetapan bahwa Allah Maha Mengetahui segala sesuatu secara detail dan sampai mengetahui yang tersembunyi. Kedua Allah mengetahui amalan hamba baik berupa perkataan maupun perbuatan, termasuk yang ada dalam batin berupa kebaikan dan kejelekan. Sebagaimana disebutkan dalam ayat, أَلَا يَعْلَمُ مَنْ خَلَقَ وَهُوَ اللَّطِيفُ الْخَبِيرُ “Apakah Allah Yang menciptakan itu tidak mengetahui yang kamu lahirkan atau rahasiakan; dan Dia Maha Halus lagi Maha Mengetahui?” QS. Al-Mulk 14 Moga semakin manfaat dengan terus merenungkan nama dan sifat Allah. Referensi An–Nahju Al-Asma’ fi Syarh Asma’ Allah Al-Husna. Cetakan keenam, Tahun 1436 H. Dr. Muhammad Al-Hamud An-Najdi. Penerbit Maktabah Al-Imam Adz-Dzahabi. hlm. 158-164-167. Fiqh Al-Asma’ Al-Husna. Cetakan pertama, Tahun 1436 H. Syaikh Abdurrazaq bin Abdul Muhsin Al-Badr. Penerbit Ad-Duror Al-Almiyyah. hlm. 152-156. Syarh As-Sunnah. Cetakan kedua, Tahun 1432 H. Imam Al-Muzani. Ta’liq Dr. Jamal Azzun. Penerbit Maktabah Dar Al-Minhaj. — Diselesaikan di Pesantren Darush Sholihin, Selasa sore, 14 Shafar 1440 H Oleh Muhammad Abduh Tuasikal Artikel
Pengertian Ilmun Pengertian IlmunIlmu ﻋﻠﻢ Maha Mengetahui. Ilmu Allah Tidak iniPosting terkait Ilmun Sifat wajib Allah ke-9 yakni, Ilmun artinya mengetahui atas segala sesuatu baik yang tampak maupun tidak tampak oleh umat manusia. Allah SWT berfirman وَمَا تَكُوْنُ فِيْ شَأْنٍ وَّمَا تَتْلُوْا مِنْهُ مِنْ قُرْاٰنٍ وَّلَا تَعْمَلُوْنَ مِنْ عَمَلٍ اِلَّا كُنَّا عَلَيْكُمْ شُهُوْدًا اِذْ تُفِيْضُوْنَ فِيْهِۗ وَمَا يَعْزُبُ عَنْ رَّبِّكَ مِنْ مِّثْقَالِ ذَرَّةٍ فِى الْاَرْضِ وَلَا فِى السَّمَاۤءِ وَلَآ اَصْغَرَ مِنْ ذٰلِكَ وَلَآ اَكْبَرَ اِلَّا فِيْ كِتٰبٍ مُّبِيْنٍ Artinya Kamu tidak berada dalam suatu keadaan dan tidak membaca suatu ayat dari al-Quran dan kamu tidak mengerjakan suatu pekerjaan, melainkan Kami menjadi saksi atasmu di waktu kamu melakukannya. Tidak luput dari pengetahuan Rabbmu biarpun sebesar zarrah atom di bumi ataupun di langit. Tidak ada yang lebih kecil dan tidak pula yang lebih”. QS. Yunus 61 Baca Juga Iradat Artinya Ilmu ﻋﻠﻢ Maha Mengetahui. Artinya, Allah itu Dzat yang Mengetahui. Allah mengetahui segala hal dan peristiwa, dengan tidak didahului oleh keraguan atau kesamaran. Allah Maha Mengetahui karena Dialah yang menciptakan segala sesuatu. Sedangkan manusia tahu bukan karena menciptakan, tapi sekedar melihat, mendengar, dan mengamati. Itu pun terbatas pengetahuannya sehingga manusia tetap saja tidak mampu menciptakan meski hanya seekor lalat. Firman Allah “ Dan Allah memiliki kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya, dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu basah atau kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata Lauh Mahfudz” Al- An’aam 59 Diantara sifat yang wajib bagi Dzat Yang Wajib Ada, adalah sifat “Ilmu”Maha Mengetahui. Yang dimaksud, ialah terbukanya tabir sesuatu bagi Dzat yang telah tetap sifat itu bagi- Nya, yakni yang menjadi sumber, pokok pangkal dari terbukanya tabir sesuatu sifat ilmu, termasuk sifat- sifat wujudiah yang menjadi sifat bagi Yang Wajib Ada. Baca Juga Qudrat Artinya Segala sifat yang dipandang menjadi kesempurnaan bagi wujud, wajiblah ada pada dirinya. Maka karena itu teranglah, bahwa Dzat yang wajib Ada itu berilmu Alim, Maha Mengetahui. Kenyataan menunjukan, bahwa ilmu menjadi kesempurnaan bagi segala sesuatu yang mungkin wujud ada. Dan diantara yang termasuk mungkin wujid itu ialah Dzat yang Memiliki Ilmu Alim. Maka sekiranya Yang Wajib Ada itu tidak Alim tidak berilmu, tentu akan terdapat dalam sesuatu yang mungkin ada itu, Dzat substansi yang lebih sempurna keadaannya dari pada Dzat Yang Wajib Ada. Sedang itu mustahil, sebagaimana yang telah kami terangkan. Kemudian Dzat Yang Wajib Ada itulah yang menjadi pemberi ilmu dalam alam yang mungkin ini. Tenti tidak masuk akal sama sekali, bahwa Yang menjadi Sumber Ilmu tidak mempunyai Allah “ Katakanlah Sekiranya lautan jadi tinta untuk menulis kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis ditulis kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu.” Al- Kahfi 109 Allah ber- Ilmu dengan arti mengetahui segalanya. Tidak ada satu kejadian atau masalah yang bagaimana kecil atau besarnya yang tidak diketahui oleh Allah. Allah tidak boleh dikatakan tidak tahu, bodoh dan lain- lain sebagainya. Baca Juga Wahdaniyah Artinya Mari kita sama menengok sejurus ke alam semesta. Demikian hebat dan kokohnya, demikian cantik dan teraturnya ala mini dibikin oleh Allah. Berlangit dan bermatahari, berbumi dan berbintang, masing- masing berjalan beredar dengan teratur, tidak pernah bearntuk dan bertabrakan satu dengan yang lainnya. Sungguh menunjukan hebatnay Ilmu Allah yang mengadakan dan mengatur itu semua. Dengan ilmu yang setinggi dan sesempurna itulah Allah menciptakan segala benda dan alam ini seluruhnya. Dan dengan ilmu yang sempurna dan setinggi itu pula lah Allah mengadakan peraturan bagi setiap alam yang diciptakan Allah itu. Dengan pengetahuan dan ilmu yang begitu tinggi dan sempurna, begitu pula lah Allah membuat aturan yang berupa perintah dan larangan bagi manusia. Aturan atau perintah dan larangan Allah itu ialah agama, yang diturunkan Allah dengan perantara Nabi dan para Rasul- Nya, yang dari dulu sampai sekarang bernama Agama Islam. Sadarlah kita hendaknya sesadar- sadarnya bahwa segala perintah dan larangan Allah yang tercantum dalam kitab- kitab Suci- Nya itu pasti baik untuk dipatuhi dan dijalankan oleh manusia. Firman Allah “Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” An- Nisaa’ 176 Berilmunya Allah itu adalah termasuk diantara hal- hal yang lazim bagi wujud- Nya, sebagaimana telah diketahui. Ilmu- Nya mengatasi segala macam ilmu, karena tinggi martabat wujud- Nya diatas segala yang maujud ada. Maka teranglah pula, bahwa Ilmu- Nya itu meliputi segala sesuatu yang dapat dicapai oleh ilmu pengetahuan. Baca Juga Qiyamuhu Binafsihi Artinya Berilmunya Allah adalah satu dari suatu kelaziman bagi wujud- Nya. Maka dari itu Ia tidak berkehendak kepada sesuatu selain kepada Dzat- Nya sendiri. Ia adalah“azali”. Dzat yang wujudnya tidak berawal dan tidak juga berakhir abadi, bebas tidak bisa dicapai dengan alat- alat media- media dan oleh ketajaman- ketajaman pikiran dan kegiatan- kegiatan otak. Jadi Ia berlainan dengan segala yang berilmu dari sesuatu alam yang mungkin. Diantara dalil- dalil yang membuktikan tentang tetap adanya Ilmu Allah, ialah apa yang kita saksikan sendiri pada struktur susunan alam yang mungkin ini, berupa hokum- hokum dan kerapiannya, terletak segala sesuatu pada tempat yang semestinya, tetapnya masing- masing pada bidang yang diperlukan dalam wujud dan kekalnya. Ini nyata jelas bagi mata orang yang suka memperhatikan apa yang ditunjukan oleh benda- benda alam, baik besar makro, maupun yang kecil mikro, tinggi maupun yang rendah. Ilmu Allah Tidak Terbatas. Allah SWT mempunyai ilmu yang tidak terbatas. Dia mengetahuai apa saja yang ada di langit dan di bumi, baik yang gaib maupun yang nyata. Firman Allah “ Apakah kamu tidak mengetahui bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang ada di langit dan di bumi..” Al- Hajj 70 “Dialah Allah, Yang tiada Tuhan selain Dia. Yang mengetahui yang gaib dan yang nyata. Dialah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.” Al- Hasyr 22 Baca Juga mukhalafatu lil hawaditsi artinya Tidak ada satu pun yang tersembunyi bagi Allah SWT. Sebutir biji dalam gelap gulita bumi yang berlapis- lapis tetap diketahui oleh Allah SWT. Seperti Firman Allah dalam surat Al- An’aam, ayat 59. Ilmu Allah memang maha luas, tiada terbatas. Dia mengetahui apa yang sudah dan akan terjadi. Manusia, malaikat dan makhluk mana pun tidak akan bias menyelami lautan ilmu Allah SWT. Bahkan untuk mengetahui ciptaan Allah saja manusia tidak akan mampu. Seperti yang digambarkan dalam Firman Allah dalam surat Al- Kahfi ayat 109 Baca Juga Al Muhshii Artinya
Beliauberkata, "Ketaatan (pada Allah) ada tiga: Pertama: Amalan yang disyariatkan untuk ditampakkan seperti adzan, iqomat, ucapan takbir ketika shalat, membaca Qur'an secara jahr dalam shalat jahriyah (Maghrib, Isya' dan Shubuh, pen), ketika berkhutbah, amar ma'ruf nahi mungkar, mendirikan shalat jum'at dan shalat secara berjamaah, merayakan hari-hari 'ied, jihad, mengunjungi orang-orang yang sakit, dan mengantar jenazah, maka amalan semacam ini tidak mungkin disembunyikan.
وَقَالَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ لَا تَأْتِينَا ٱلسَّاعَةُ ۖ قُلْ بَلَىٰ وَرَبِّى لَتَأْتِيَنَّكُمْ عَٰلِمِ ٱلْغَيْبِ ۖ لَا يَعْزُبُ عَنْهُ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَلَا فِى ٱلْأَرْضِ وَلَآ أَصْغَرُ مِن ذَٰلِكَ وَلَآ أَكْبَرُ إِلَّا فِى كِتَٰبٍ مُّبِينٍ Arab-Latin Wa qālallażīna kafarụ lā ta`tīnas-sā'ah, qul balā wa rabbī lata`tiyannakum 'ālimil-gaibi lā ya'zubu 'an-hu miṡqālu żarratin fis-samāwāti wa lā fil-arḍi wa lā aṣgaru min żālika wa lā akbaru illā fī kitābim mubīnArtinya Dan orang-orang yang kafir berkata "Hari berbangkit itu tidak akan datang kepada kami". Katakanlah "Pasti datang, demi Tuhanku Yang Mengetahui yang ghaib, sesungguhnya kiamat itu pasti akan datang kepadamu. Tidak ada tersembunyi daripada-Nya sebesar zarrahpun yang ada di langit dan yang ada di bumi dan tidak ada pula yang lebih kecil dari itu dan yang lebih besar, melainkan tersebut dalam Kitab yang nyata Lauh Mahfuzh", Saba 2 ✵ Saba 4 »Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarangPelajaran Mendalam Terkait Surat Saba Ayat 3 Paragraf di atas merupakan Surat Saba Ayat 3 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada kumpulan pelajaran mendalam dari ayat ini. Terdokumentasikan kumpulan penafsiran dari kalangan pakar tafsir berkaitan isi surat Saba ayat 3, misalnya sebagaimana tertera📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia3-4. Orang-orang kafir yang mengingkari kebangkitan berkata, “ Kiamat tidak akan datang kepada kami.” Katakanlah kepada mereka wahai Rasul, “Pasti, demi Allah Tuhanku, ia benar-benar akan datang, hanya saja saat kedatangannya tidak diketahui kecuali oleh Allah semata Yang Maha Mengetahui yang ghaib, dimana tidak samar bagiNya seekor semut sekalipun, baik di langit maupun dibumi, tidak juga yang lebih besar atau lebih kecil dari itu, kecuali ia tertulis dalam kitab yang nyata, yaitu Lauhul Mahfuzh”, agar Allah memberi pahala kepada orang-orang yang membenarkan Allah dan mengikuti Rasulullah serta melakukan amal-amal yang shalih. Mereka mendapatkan ampunan bagi dosa-dosa mereka dan rizki yang mulia, yaitu surga.📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid Imam Masjidil Haram3. Orang-orang yang kafir kepada Allah berkata, “Hari Kiamat tidak akan pernah datang.” Katakanlah kepada mereka -wahai Rasul-, Demi Allah tidak demikian, hari Kiamat yang kalian dustakan pasti akan datang kepada kalian, namun tidak ada yang mengetahui waktunya kecuali Allah saja, Dia lah yang mengetahui apa yang gaib, yaitu hari Kiamat dan lainnya, tidak ada yang tersembunyi dari ilmu Allah, sekalipun ia lebih kecil dari seekor semut di langit dan di bumi, tidak ada yang lebih kecil dari itu atau lebih besar yang luput dari ilmu Allah, karena ia telah tertulis di dalam kitab yang nyata, yaitu Lauḥul maḥfūẓ yang mencatat segala sesuatu yang terjadi hingga hari Kiamat.📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Universitas Islam Madinah3. Orang-orang kafir yang mengingkari hari kebangkitan dan lalai dari tanda-tandanya berkata “Hari kiamat tidak akan terjadi.” Hai Muhammad, bantahlah mereka seraya bersumpah untuk menegaskan itu pasti terjadi “Bukan demikian! demi Tuhanku yang telah memperlakukanku dengan baik, sungguh hari kiamat akan datang, dan kemudian Allah akan memberi balasan bagi kalian dan memberi keputusan antara diriku dengan kalian. Allah Maha Mengetahui hal ghaib, Dia mengetahui segala yang ghaib dan tersembunyi, tidak ada sesuatupun yang luput dari ilmu-Nya. Tidak ada hal kecil dan besar melainkan telah tercatat dalam lauhul mahfudz yang mencantumkan segala hal yang telah terjadi, yang sedang terjadi, dan yang akan terjadi. Oleh sebab itu, Allah Maha Kuasa untuk membangkitkan dan menghisab dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah3. وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا۟ لَا تَأْتِينَا السَّاعَةُ ۖ Dan orang-orang yang kafir berkata “Hari berbangkit itu tidak akan datang kepada kami” Yakni hari kiamat dan hari kebangkitan. Mereka mengatakan ini karena mengingkari kedatangannya, dan mendustakan kabar-kabar yang sampai kepada mereka dari Allah lewat lisan para nabi yang tertuang di dalam kitab-kitab-Nya. قُلْ بَلَىٰ وَرَبِّى لَتَأْتِيَنَّكُمْKatakanlah “Pasti datang, demi Tuhanku sesungguhnya kiamat itu pasti akan datang kepadamu Allah memerintahkan nabi-Nya untuk memberitahu mereka dan bersumpah dengan nama-Nya atas kebenaran kabar untuk menekankan bahwa hari kiamat pasti akan datang. لَا يَعْزُبُ عَنْهُTidak ada tersembunyi daripada-Nya Yakni tidak ada yang tertutup dan tersembunyi dari-Nya. مِثْقَالُ ذَرَّةٍ فِى السَّمٰوٰتِ وَلَا فِى الْأَرْضِ وَلَآ أَصْغَرُ مِن ذٰلِكَsebesar zarrahpun yang ada di langit dan yang ada di bumi dan tidak ada pula yang lebih kecil dari itu Yakni lebih kecil daripada zarrah. وَلَآ أَكْبَرُdan yang lebih besar Yakni lebih besar daripada itu. إِلَّا فِى كِتٰبٍ مُّبِينٍmelainkan tersebut dalam Kitab yang nyata Lauh Mahfuzh” Yakni itu semua tercantum dalam Lauh Mahfuzh.📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah3. Orang-orang kafir yang mengingkari hari kebangkitan berkata “Hari kiamat dan hari kebangkitan tidak akan terjadi pada kami.” Katakanlah kepada mereka wahai nabi, untuk menyanggah perkataan mereka “Tidak seperti itu, dengan bersumpah demi Tuhanku hari kiamat akan mendatangi kalian dan segala amal perbuatan kalian akan diberi balasan. Tuhanku Maha Tahu atas segala yang ghaib yaitu segala yang tidak bisa dilihat/tidak bisa dijangkau oleh manusia dengan ilmunya. Tidak ada seculi dzarrah pun yang dapat luput dari pengawasan dan penglihatan Allah baik di bumi dan di langit. Tidak ada yang lebih kecil dari permisalan itu dan tidak ada yang lebih besar dari itu kecuali tidak akan luput dari pengawasan dan catatan Allah dalam tempat yang terjaga yaitu Lauhul Mahfudz.📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-Awaji, professor tafsir Univ Islam MadinahOrang-orang yang ingkar berkata,“Hari kiamat itu tidak akan datang kepada kami” Katakanlah,“Tentu saja. Demi Tuhanku yang mengetahui yang gaib, kiamat itu pasti mendatangi kalian. Tidak ada yang tersembunyi} tidak ada yang tersembunyi {dariNya sekalipun seberat zharrah} seukuran semut yang sangat kecil {baik yang di langit maupun yang di bumi, yang lebih kecil daripada itu atau yang lebih besar, kecuali semuanya ada dalam kitab yang jelas} kitab yang jelas yaitu Lauhil MahfudzMau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H 3. Setelah Allah menjelaskan keagunganNya melalui sifat-sifat yang Dia sandangkan pada diriNya; dan hal ini mengharuskan mengagungkan dan menyucikanNya serta beriman kepadaNya, maka Dia menyebutkan bahwa di antara golongan-golongan manusia ada sekelompok manusia yang tidak menghargai Rabbnya dengan sebenar-benarnya, malah mereka kafir kepadaNya dan mengingkari kekuasaanNya untuk menghidupkan kembali orang-orang yang sudah mati dan adanya kiamat, dan dengan itu mereka menentang Rasul-rasulNya, seraya berfirman, “Dan orang-orang kafir berkata,” maksudnya, kafir kepada Allah, rasul-rasulNya dan ajaran yang mereka bawa. Maka disebabkan kekafiran itu, mereka berkata, “Hari berbangkit itu tidak akan datang kepada kami.” Maksudnya, tidaklah kiamat itu melainkan kehidupan dunia ini saja, kami mati dan hidup! Lalu Allah memerintah RasulNya untuk membantah perkatan mereka dan mematahkannya serta bersumpah tentang kebangkitan, bahwa kebangkitan itu pasti akan datang kepada mereka. Dan untuk hal itu Dia berdalil beragumen dengan dalil bahwa siapa yang membenarkannya, maka dia harus membenarkan kebangkitan dengan pasti, yaitu ilmu Allah, yang Mahaluas lagi meliputi segala sesuatu, seraya berfirman, “yang mengetahui yang ghaib,” maksudnya, perkara-perkara yang ghaib dari pandangan mata kita dan dari pengetahuan kita, maka bagaimana dengan yang Nampak? Tentu Dia lebih mengetahuinya kemudian Dia mengukuhkan ilmuNya seraya berfirman, “Tidak ada yang tersembunyi,” maksudnya, tidak ada yang lepas dari pengetahuan Allah, “seberat biji sawi pun nyang ada di langit dan yang ada di bumi,” maksudnya, segala sesuatu dengan raga dan bagian-bagiannya, hingga bagian yang terkecil dari bagian-bagian tersebut, yaitu serpihan-serpihannya, “dan tidak ada pula yang lebih kecil dari itu dan yang lebih besar, melainkan tersebut dalam Kitab yang nyata.” Maksudnya, semua telah diliputi oleh ilmuNya, telah dicatat oleh penaNya dan telah termuat di dalam kitabNya yang nyata, yaitu Lauh Mahfuzh. Maka, tuhan yang tidak ada yang tersembunyi dari ilmuNya sebesar atom pun lalu yang lebih kecil darinya dalam sepanjang waktu, dan mengetahui yang berkurang dari bumi berupa mayat dan apa-apa yang tersisa dari jasad mereka itu Kuasa menghidupkan kembali mereka adalah tentu lebih pasti, dan kebangkitan mereka tidak lebih aneh daripada ilmu yang meliputi segala sesuatu ini.📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-SyawiSurat Saba ayat 3 Setelah Allah menjelaskan kemuliaan dan kekuasaan-Nya pada makhluk-Nya, Allah mengabarkan bahwasanya orang-orang yang kafir dan mengingkari hari kebangkitan yang mereka mengingkari banyak ayat-ayat Al Qur’an, mereka berkata Tidak akan datang kepada kami hari kiamat. Allah memerintahkan kepada Nabi-Nya yang beliau adalah orang yang benar dan dibenarkan yang tidak pernah sedikitpun mencoba berbohong, agar beliau bersumpah atas nama Tuhannya bahwasanya hari kiamat benar-benar akan datang, tidak mungkin tidak datang, akan tetapi tidaklah makhluk mengetahui kedatangannya kecuali hanya Allah saja yang tahu , yang mengetahui yang ghaib, dimana sesuatu yang ghaib tidaklah tersembunyi baginya walaupun sebesar dzarrah baik di langit maupun di bumi; Tidaklah tersembunyi bagi-Nya sesuatu yang ghaib apapun itu meskipun lebih kecil dibandingkan dzarrah atau lebih besar darinya. Segala sesuatunya jelas bagi-Nya dan tertulis di Lauhul Mahfudz. Dzarrah adalah biji-bijian atau semut kecil.📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, Allah Subhaanahu wa Ta'aala menerangkan keagungan diri-Nya dengan menyebutkan sifat diri-Nya, di mana hal ini mengharuskan Dia untuk dibesarkan, disucikan dan dan diimani, maka Dia menyebutkan, bahwa di antara manusia ada segolongan orang yang tidak mengagungkan Tuhannya dengan pengagungan yang semestinya, bahkan mereka kafir kepada-Nya, mengingkari kekuasaan-Nya untuk mengembalikan orang-orang yang sudah mati, dan mengingkari adanya hari Kiamat. Di samping itu, mereka juga menentang para rasul-Nya. Kepada Allah, Rasul-Nya, dan kepada apa yang mereka bawa dari sisi Allah. Maksud mereka, tidak ada kehidupan selain kehidupan dunia, di mana kita hidup kemudian mati setelah itu selesai. Maka Allah Subhaanahu wa Ta'aala memerintahkan Rasul-Nya membantah ucapan mereka dan bersumpah tentang benarnya kebangkitan, dan bahwa Kiamat akan datang kepada mereka. Untuk menguatkannya dipakai dalil di mana orang yang mengakuinya, mesti membenarkan kebangkitan, yaitu ilmu pengetahuan Allah Subhaanahu wa Ta'aala yang luas lagi merata, Dia berfirman, “Yang mengetahui yang gaib,” yakni perkara-perkara yang gaib dari penglihatan dan pengetahuan kita. Jika yang gaib saja diketahuinya, lalu bagaimana dengan yang tampak. Selanjutnya diperkuat pengetahuan-Nya, bahwa tidak ada yang tersembunyi bagi-Nya seberat dzarrah pun di langi maupun di bumi, semuanya diketahui-Nya. Yaitu semut terkecil. Ilmu-Nya meliputi segala sesuatu, penanya lebih dulu berjalan, dan tertulis dalam kitab yang jelas, yaitu Lauh Mahfuzh. Oleh karena itu, Tuhan yang mengetahui segala yang tersembunyi meskipun seberat dzarrah pun dan mengetahui orang-orang yang telah mati serta bagian mana saja yang masih tersisa dari jasadnya tentu mampu membangkitkan mereka, dan hal itu tidaklah mengherangkan bagi Tuhan yang ilmu-Nya meliputi segala dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Saba Ayat 3-4. Kedatangan hari kiamat itu tiada lain agar dia memberi balasan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan semasa di dunia. Mereka memperoleh ampunan dan rezeki yang mulia, yakni dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang Demikianlah variasi penafsiran dari banyak ulama tafsir mengenai kandungan dan arti surat Saba ayat 3 arab-latin dan artinya, moga-moga memberi kebaikan untuk ummat. Dukunglah dakwah kami dengan mencantumkan hyperlink ke halaman ini atau ke halaman depan Yang Cukup Sering Dikaji Terdapat berbagai konten yang cukup sering dikaji, seperti surat/ayat Al-Mu’minun, At-Tahrim 8, At-Taubah 122, Al-Hujurat 10-12, Al-Insyirah 8, Al-Alaq 1-5. Juga Al-Insyiqaq, Ath-Thalaq 2-3, Al-Baqarah 148, Al-Isra 26-27, At-Takwir, At-Taubah 105. Al-Mu’minunAt-Tahrim 8At-Taubah 122Al-Hujurat 10-12Al-Insyirah 8Al-Alaq 1-5Al-InsyiqaqAth-Thalaq 2-3Al-Baqarah 148Al-Isra 26-27At-TakwirAt-Taubah 105 Pencarian ayat alquran dan artinya, surat 71, wal ashri innal insaana lafii, surah al-kautsar beserta artinya, surat 104 Dapatkan amal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat. Plus dapatkan bonus buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah" secara 100% free, 100% gratis Caranya, salin text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga 3 group WhatsApp yang Anda ikuti Silahkan nikmati kemudahan dari Allah Ta’ala untuk membaca al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik surat yang mau dibaca, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar tafsir lengkap untuk ayat tersebut 🔗 *Mari beramal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat ini* Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol "Dapatkan Bonus" di bawah
SesungguhnyaAllah mencintai hamba yang taqwa, kaya hati dan tersembunyi. HR Muslim. Tersembunyi amalnya.. Tak suka dilihat manusia.. melalui jejaring sosial Facebook, Twitter yang Anda miliki. Semoga Allah Subhaanahu wa Ta'ala membalas kebaikan Anda. 0 shares. Facebook 0; a.n. Al Ilmu INFAQ. Konfirmasi : 0838 - 0662 - 4622.
Menyembunyikan ilmu yang telah Allah turunkan merupakan perbuatan terlarang. Allah akan melaknatnya. Begitu pula semua makhluk. Pada Hari Kiamat Allah akan mengikat mulutnya dengan tali kekang dari api Neraka. Allah Ta’ala berfirman اِنَّ الَّذِيْنَ يَكْتُمُوْنَ مَآ اَنْزَلْنَا مِنَ الْبَيِّنٰتِ وَالْهُدٰى مِنْۢ بَعْدِ مَا بَيَّنّٰهُ لِلنَّاسِ فِى الْكِتٰبِۙ اُولٰۤىِٕكَ يَلْعَنُهُمُ اللّٰهُ وَيَلْعَنُهُمُ اللّٰعِنُوْنَ “Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan yang jelas dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya kepada manusia dalam al-Kitab, mereka itu dilaknati oleh Allah dan dilaknati pula oleh semua makhluk yang dapat melaknati.“ QS al-Baqarah 159 Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, dari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, beliau bersabda, مَنْ سُئِلَ عَنْ عِلْمٍ فَكَتَمَهُ، أَلْجَمَهُ اللَّهُ بِلِجَامٍ مِنْ نَارٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ “Barangsiapa ditanya tentang suatu ilmu lalu ia menyembunyikannya, niscaya Allah akan mengikat mulutnya dengan tali kekang dari api Neraka pada Hari Kiamat.” Hadis sahih. Diriwayatkan oleh Abu Dawud, at-Tirmidzi, Ibnu Majah, Ahmad, Ibnu Hibban, ath-Thayalisi, Ibnu Abi Syaibah, al-Baghawi, dan al-Hakim Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu anhuma, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, مَنْ كَتَمَ عِلْمًا، أَلْجَمَهُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِلِجَامٍ مِنْ نَارٍ “Barangsiapa menyembunyikan ilmu, Allah akan mengikat mulutnya dengan tali kekang dari api Neraka pada Hari Kiamat.” Hadis hasan. Diriwayatkan oleh Ibnu Hibban, al-Hakim, dan al-Khathib al-Baghdadi Kandungan Hadis 1️⃣ al-Munawi berkata dalam Faidhul Qadir, “Hadis ini berisi sangsi hukum atas sebuah dosa, karena sesungguhnya Allah telah mengambil perjanjian dari ahli kitab agar mereka mengajarkan ilmu kepada manusia dan tidak menyembunyikannya. Hal itu merupakan anjuran untuk mengajarkan ilmu, sebab tujuan menimba ilmu adalah menyebarkannya dan mengajak manusia kepada kebenaran. Orang yang menyembunyikan ilmu pada hakikatnya telah membatalkan tujuan ini. Ia amat jauh dari sifat orang yang bijaksana dan mutqin kokoh ilmunya. Oleh karena itu, balasannya adalah diikat atau dikekang, seperti hewan yang dikendalikan dengan tali kekang. Ia dikekang dari apa yang dikehendakinya. Karakter seorang alim adalah mengajak manusia kepada kebenaran dan membimbing mereka kepada jalan yang lurus.” 2️⃣ al-Baghawi menukil perkataan al-Khaththabi dalam Syarhus Sunnah, “Ilmu yang tidak boleh disembunyikan adalah ilmu yang harus diajarkan kepada orang lain dan hukumnya fardu ain. Misalnya Seorang kafir ingin memeluk Islam. Ia berkata, “Ajarilah aku Islam!” Orang yang berilmu yang dimintai penjelasan tidak boleh menahan jawabannya. Seseorang baru saja masuk Islam. Ia belum dapat mengerjakan salat dengan baik, sementara waktu salat sudah tiba. Ia berkata, “Ajarilah aku cara mengerjakan salat.” Orang yang diminta tidak boleh menyembunyikan ilmunya. Seseorang datang meminta fatwa tentang halal dan haram. Ia berkata, “Berilah aku fatwa! Bimbinglah aku.” Dalam perkara ini kamu tidak boleh menahan jawabannya. Barangsiapa menyembunyikan ilmu dengan menahan jawaban, ia telah berdosa. Ia berhak mendapat ancaman tersebut. Namun, tidak demikian jika ilmu yang ditanyakan adalah ilmu yang tidak wajib dan tidak mesti diketahui oleh orang lain. Wallaahu a’lam.” Baca juga HARAM MENGAMBIL KHAMAR SEBAGAI OBAT Baca juga HARAM MELAKUKAN PENGOBATAN DENGAN BENDA-BENDA HARAM Syekh Salim bin Ied-al-Hilali Serba-Serbi
. 183 323 276 98 453 335 435 260